Jumat, 23 Agustus 2013

SENSASI DAN PERSEPSI


SENSASI
Sensasi  merupakan proses “merasakan” lingkungan sekitar kita melalui sentuhan, rasa, pandangan, suara dan penciuman. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”. 
Kapasitas Sensasi dipengaruhi oleh :
  1. Genetik. Ex : orangtua memiliki phobia atau trauma suatu hal tertentu, bisa jadi si anak akan memiliki phobia yang sama dengan ibunya.
  2. Usia.  Ex : Kemampuan membaca pada anak muda dan orang yang lebih tua berbeda, hal ini karena penglihatan orang  tua telah berkurang – penglihatan anak muda lebih jelas.
  3. Jenis kelamin. Ex : Lali-laki lebih peka warna biru/yang lebih gelap sedang perempuan warna pink atau yang mencolok.
  4. Pengalaman pribadi, dan
  5. Lingkungan
     Sensasi sendiri juga memiliki beberapa karakter yaitu : taste (lidah), visual (mata), tactil dan smell (bau)

PERSEPSI
Persepsi merupakan proses menerjemahkan sensasi dan membuat informasi menjadi lebih bermakna. Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.
Jadi dapat disimpulkan Sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan Persepsi adalah menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Contohnya : Si A biasa saja melihat  warna merah dan si B merasa ‘wah’ ketika melihat warna merah. Pada dasarnya mereka menerima sensasi yang sama yaitu merah, tapi berbeda dalam mempersepsikannya.
Hal-Hal yang mempengaruhi persepsi antara lain :
  1. Selektif
  2. Stimulus. Ex : stimulus yang bergerak dan cerah lebih menarik perhatian anak-anak.
  3. Nilai dan kebutuhan. Ex : Orang yang haus dan lapar dengan orang yang kenyang akan berbeda persepsi ketika melihat makanan dan minuman. Orang yang kenyang mungkin akan biasa saja tapi bagi orang yang haus dan lapar akan menjadi luar biasa, bahkan bisa sampai mengeluartkan air liurnya.
  4. Pengalaman sebelumnya. Ex :Seseorang makan rujak dengan 5 cabe dan ia sangat kepedasan. Untuk selanjutnya ia hanya akan menggunakan  kurang dari 5 cabe ketika ia hendak membuat atau memakan rujak lagi.
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi :
  1. Emosi
    Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut.
  1. Impresi
   Stimulus yang  menonjo/diawal, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang.  Misal ketika seseorang pertama kali memperkenalkan diri dengan sopan dan penampilannya menarik, maka akan lebih mudah mempresentasikannya dengan positif.
  1. Konteks
     Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Dua orang  dengan latar belakang budaya berbeda, Si A terbiasa dengan nada berbicara yang halus sementara Si B terbiasa dengan nada bicara keras. Ketika Si A mendengarkan si B berbicara bisa jadi ia kan memaknai kalau Si B marah, padahal hal itu bagi si B biasa saja.
  1. Visual System
      Visual sistem memiliki stimulus cahaya.
                      Visual reseptornya ada 2, yaitu :
  • Rods (batang), berperan melihat cahaya malam (periperal).
  •  Cones (kerucut), berperan melihat cahaya siang atau warna

The Process of Dark Adaptation 
            Adalah dalam gelap setelah lampu mati kita tidak dapat melihat apapun, tapi beberapa saat kemudian kita bisa agak terang. Hal ini merpukan adaptasi dari Rods dan Cones.
The Blind Spot 
sistem visual kita, terdapat blind spot, yaitu satu titik di mata, sehingga mata tidak dapat menangkap gambar yang masuk/ diterima oleh mata.
Visual System: Perceptual Processes 
Visual system menjelaskan tentang reseptor sensori di mata yang mengubah cahaya menjadi impuls neural yang dikirim ke otak. Proses selanjutnya adalah bagaimana otak menerjemahkan implus tersebut menjadi bermakna sehingga terjadi persepsi.
  1. 1.      Perceiving Form, Patterns, and Objects
Ú  Reversible vigur : mempersepsikan gambar berbeda-beda
Ú  Featuire Analissi. Disini  terdapat dua hal yang penting yaitu Bottom up dan Top Down. Bottom up berarti dari berbagai hal – suber masalah kemudian menyatu memunculkan sebuah masalah baru. Sedangkan  Top Down maksudnya setelah berbagai persolan yang muncul barulah dicari solusinya.
  1. 2.      Figure and Ground – Gestalt Principles
      Gestalt Principles  : secara keseluruhan lebih bermakna dari pada satu elemen. Dapat diambil contoh dari gambar dibawah  ini. Mengambil pada satu titk tertentu (sudut pandang yang kecil) akan nampak sebagi hidung yang mancung saja, tapi secara keseluruhan akan .tamapk wanita cantik yang sedang menoleh dan dan atau nenek-nenek yang memakai penutup kepala.
          
  1. 3.      Proximity – Gestalt Principles
       Things that are near one another seem to belong together.


  1. 4.      Law of Closure – Gestalt Principles
  Something is missing in an otherwise complete figure, we will tend to add it.
   
  1. 5.      Law of Similarity – Gestalt Principles
       People tend to group stimuli that are similar.

  1. 6.      Simplicity – Gestalt Principles
      People tend to group elements that combine to form a good figure.
             
  1. 7.      Continuity – Gestalt Principles
       People’s tendency to follow in whatever direction the’ve been led.

  1. 8.      formulating Perceptual Hypotheses
     perseptual hypothesis : kecenderungan membuat persepsi dari sebuah obyek sesuai keinginan kita. Ex : kita melihat kotak dari atas berbentuk kotak (ini sesuai dengan kenyataan yang ada, tapi ketika melihatnya denga bergerak semakin menauh dan menjauh akan berbentuk trapesium namun kita tahu hal objek tersebut tetaplah kotak.

  1. 9.      Perceiving Depth or Distance
    Fenimena jarak / kedalaman

SENSASI DAN PERSEPSI
[Analisis]

Kasus
Diawal-awal Siska berada di Surabaya, ia pernah mengalami suatu kejadian yang bisa dinbilang tidak mengenakan sekaligus ucu secara bersamaan.
.Ia mendengar suara beberapa orang yang saling berbicara dengan keras dan menrutnya agak kasar. Bahkan sesekali ia mendengar kata-kata yang bagi orang jawa di tempat asalnya - dalah kotor. Ia pun jadi penasaran dan bermaksud melihatnya. Ia agak terkejut ketika yang dijumpainya di luar justru orang yang saling tertawa-tawa, bukan yang yang seperti ia pikirkan – sedang bertengkar.
Ia lalu bertanya pada ibu kos-nya dan malah ditertawakan. Menurut ibu kos itu sudah hal biasa dan memang logat orang surabaya. Setelah tinggal beberapa waktu, ternyata benar yang ibu kost-nya katakan. Kebanyakan orang Surabaya gaya bicaranya memang demikian.
Analisis
Persepsi yang terjadi pada Siska di pengaruhi oleh faktor psikologi yaitu konteka (Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik.). Di tempat asalnya – di Solo Siska terbiasa dengan bahasa jawa yang halus dan tidak terbiasa dengan di Surabaya yang keras.




0 komentar: