Jumat, 17 April 2015

CONTOH ANALISIS KASUS PHOBIA

TUGAS PSIKOLOGI ABNORMAL
ANALISIS KASUS INDIVIDUAL
“FOBIA



























Fobia merupakan salah satu gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang terdapat dalam DSM IV-TR. Orang yang mengalami fobia akan cenderung mengalami ketakutan dan penolakan terhadap objek atau situasi yang tidak mengandung bahaya yang sesungguhnya (Psikologi Abnormal, 183). DSM IV-TR membagi fobia ke dalam dua jenis, yaitu fobia spesifik dan fobia sosial.
            Kriteria  fobia menurut DSM IV-TR :
-   Mengalami ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi.
-   Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens
-   Orang yang mengalami fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak realistis
-   Orang tersebut menghindari suatu objek atau situasi tertentu, atau mungkin dapat dihadapi namun dengan kecemasan yang intens

ANALISIS KASUS
1.                  Gambaran Kasus

Profil singkat subyek :
Nama                                       : X
Jenis kelamin                           : Perempuan
Usia                                         : 22 tahun
Gangguan abnormalitas          : Fobia

            Tadalah perempuan berusia 22 tahun dan memiliki ketakutan berlebihan terhadap semua jenis kucing, sekali pun menurut orang lain kucing tersebut lucu. Ketika kucing itu mulai mendekatinya, secara perlahan ia akan merasa cemas dan mulai kesulitan untuk bernafas. Semakin kucing tersebut mendekat, ia akan jadi panik kemudian berlari menjauhi kucing tersebut. Dan ketika kucing tersebut mendekatinya diam-diam dan bergelayut padanya, ia akan langsung berteriak dan berlari sejauh mungkin. Kemudian jantungnya akan berdebar kencang, gemetar dan berkeringat dingin. Oleh karena itu ia berusaha untuk sejauh mungkin dari kucing, bahkan ia mengatakan jika tidak akan pernah mau bersentuhan dengan kucing sekalipun itu dibayar mahal. 

2.         Etiologi
Ketakuatan Tterhadap kucing berlangsung sejak kecil, dirinya sendiri tidak tahu kapan pastinya ia takut terhadap kucing. Yang pasti ibunya Tjuga mengalami fobia dan selalu berusaha utuk menghindari kucing. Suatu hari Tjuga pernah melihat pamannya dicakar kucing pada bagian wajah dan menimbulkan luka, yang semakin membuat Tmerasa takut sekaligus benci terhadap kucing.
Etiologi yang dijelaskan oleh Tsesuai dengan etiologi fobia berdasarkan teori modeling dan behavioral. Menurut teori modeling, bahwa ketakutan juga dapat dipelajari dengan meniru reaksi orang lain. Dalam membentuk perilakunya, seorang anak akan lebih cenderung untuk meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Termasuk Tyas, yang tanpa disadarinya saat kecil sebenarnya ia meniru bagaimana ibunya merespon akan keberadaan kucing.
Sedangkan menurut teori behavioral yaitu melalui classical conditioning yang mengatakan bahwa seorang dapat belajar untuk takut pada suatu stimulus netral (CS) jika stimulus tersebut dipasangkan dengan kejadian yang secara instrinsik menyakitkan atau menakutkan (UCS). Dan CS disini adalah kucing, sedangkan UCS-nya atau kondisi yang menyakitkan adalah kucing mencakar wajah pamannya sehingga membuat pamannya menjadi kesakitan. Sehinnga membuat Tjadi berpikiran negatif terhadap kucing.

3.         Gejala yang tampak
            Saya mengkategorikan kasus Tsebagai kasus fobia spesifik, karena ketakutan Tyang berlebihan hanya muncul saat bertemu obyek tertentu, dalam hal ini adalah kucing. Adanya objek yang menjadi stimulus fobia tersebut membuat Tketakutan, sehingga seketika itu juga memicu munculnya beberapa gejala, antara lain :
·                     Panik
·                     Merasa cemas
·                     Merasa sulit bernapas
·                     Jantung berdebar
·                     Berkeringat
·                     Gemetar
·                     Sangat ingin menghindar dari objek tersebut

4.         Diagnosis multiaksial

Aksis 1            :           F40.2 Fobia Khas (terisolasi)
Aksis 2            :           Z03.2 Tidak ada diagnosis gangguan kepribadian
Aksis 3            :           Tidak ada data
Aksis 4            :           Tidak ada data
Aksis 5            :           GAF = 75

5.         Intervensi
Ketakutan Tterhadap kucing hingga saat ini relatif menetap karena persepsinya yang negatif mengenai kucing. Karena itu, ada beberapa intervensi yang mungkin dapat membantu subyek mengurangi fobia yang dialaminya.

ü  Pendekatan Behavioral
Berdasarkan pendekatan ini, teknik modelling dan operant conditioning dirasa yang cukup sesuai dengan kondisi subyek. Pada teknik modeling, subyek dapat diperlihatkan cara orang lain menyikapi kucing yang mendekat padanya, bagaimana sebaiknya memposisikan diri, dan bagaimana memperlakukan kucing agar tidak marah (mencakar). Sedangkan pada operant conditioning, subyek dapat didorong untuk dapat mendekati objek nyata yang ditakutinya, dan diberi hadiah meskipun pendekatannya pada objek tersebut sangat minim.

ü  Pendekatan kognitif
Dengan pendekatan ini, orang-orang di sekitar subjek dapat membantu subyek (ibunya juga bila perlu) untuk mengabaikan rasa takutnya dengan cara menghapuskan keyakinan irasional subyek yang berlebihan tentang kucing.
.





DAFTAR PUSTAKA


Davidson, G.C., Neale J.M., Kring A.M. (2006). Psikologi Abnormal (edisi ke-9). Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
American Psychiatric Assosiation. (2000). American Psychiatric Assosiation : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision.Washington, DC.
HIMPSI. (1993). Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III.


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wahh.. tips yang sangat membantu

Unknown mengatakan...

terimaksih sudah berkunjung...