Minggu, 15 September 2013

TIPOLOGI MANUSIA BERDASARKAN TEMPRAMEN DAN BUDAYA

TIPOLOGI MANUSIA BERDASARKAN TEMPRAMEN

Aspek kedua yang menyusun tipologi manusia adalah tempramen. Ini dinyatakan sebagai konstitusi psikhis. Hal ini akan dikemukakan oleh beberapa tokoh :
1.Tipologi Heymas
Hasil karya Heymans merupakan kemajuan satu langkah dalam lapangan tipologi atas dasar temperamen. Dia tidak lagi seperti ahli-ahli yang lebih dahulu yang menyusun teorinya yang atas dasar pemikiran spekulatif, tetapi dia atas dasar data-data penyelidikan empiris. Dengan mempergunakan data-data yang berasal dari biografi, keterangan tentang keturunan serta keadaan anak-anak sekolah menengah di Nederland, secara komparatif dengan mempergunakan tehnik statistik Heymans menarik kesimpulan-kesimpulannya yang terutama dirumuskan dalam Inleiding tot de speciale psychology(1948).
Data yang dianalisis oleh Heymans adalah berupa :
a.       Bahan biografis : 110 biografi orang-orang yang berbeda waktu hidupnya, tempat tinggalnya dan kebangsaannya.
b.      Keturunan mengenai 458 keluarga meliputi 2523 orang.
c.       Keterngan mengenai murid-murid sebesar 3938 orang
d.      Hasil penelitian laboratorium.
Dari hasil penelitian berdasar pada data-data di atas, Heymans berpendapat bahwa manusia itu sangat berlain-lainan kepribadiaannya, dan tipe-tipe kepribadian itu bukan main banyak macamnya, boleh dikata tak terhingga. Artinya tiap orang memiliki kualitas dalam taraf tertentu, dalam concretonya adanya kualitas-kualitas tersebut tak terhingga variasinya, akan tetapi dalam abctractonya atau secara teorinya dapat dilakukan dikhotomisasi, dan secara garis besarnya dapat digolongakan menjadi tiga macam kualitas kejiwaan seseorang, yaitu : 
a.      Emosionalitas
Yaitu mudah atau tidaknya perasaan orang terpengaruh oleh kesan-kesan. Pada dasarnya semua orang memiliki kecakapan ini, yaitu kecakapan untuk menghayati sesuatu perasaan karena pengaruh sesuatu kesan, tetapi kecakapan tersebut dapat berlain-lainan dalam tingkatannya, dan dalam dikhotomi terdapat :
1).    Golongan yang emosianal, artinya yang emosionalitasnya tinggi, yang sifat-sifatnya antara lain impulsif, mudah marah, suka tertawa, perhatian tidak mendalam, tidak praktis, tetap di dalam pendapatnya, ingin berkuasa, dapat dipercaya dalam soal keuangan.
2).    Golongan yang tidak emosional, yaitu golongan yang emosionalitasnya tumpul atau rendah, yang sifat-sifatnya antara lain berhati dingin, zakelijk, berhati-hati dalam menentukan pendapat, praktis, jujur dalam batas-batas hukum, pandai menahan nafsu birahi dan memberi kebebasan kepada orang lain.
b.      Proses pengiring (skunder)
Yaitu banyak sedikitnya pengaruh kesan-kesan terhadap kesadaran setelah kesan-kesan itu sendiri tidak lagi ada dalam kesadaran. Di sini ada beberapa tingkatan, yang dalam dikhotomi ada dua tingkatan, yaitu :
1).    Golongan yang proses pengiringnya kuat (berfungsi skunder), yang sifat-sifatnya antara lain tenang tak lekas putus asa, bijaksana (verstanding), suka menolong, ingatan baik, dalam berfikir bebas, teliti, konsekuen dalam politik moderat atau konservatif.
2).    Golongan yang proses pengiringnya lemah (berfungsi primer), yang sifat-sifatnya antara lain tidak tenang, lekas putus asa, ingatan kurang baik, tidak hemat, tidak teliti, tidak konsekuen, suka membeo, dalam politik radikal (egois).
c.       Aktifitas
Adapun yang dimaksud dengan aktifitas di sini ialah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaannya dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Dalam hal ini oleh Heymans digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1).    Golongan yang aktif, yaitu golongan yang karena alasan lemah saja telah berbuat, sifat-sifat golongan ini antara lain suka bergerak, sibuk, riang gembira, dengan kuat menentang penghalang, mudah mengerti, praktis loba akan uang, pandangan luas dan setelah bertengkar lekas mau berdamai.
2).    Golongan yang tidak aktif, yaitu golongan yang walaupun ada alasan-alasan yang kuat belum juga mau bertindak, sifat-sifat golongan ini antara lain lekas mengalah, lekas putus asa, segala soal dipandang berat, perhatian tak mendalam, tidak praktis, suka membeo, nafsu birahi kerap kali menggelora, boros dan segan membuka diri.

            Darii ketiga fungsi tersebut, dibedakan atas yang kuat dengan tanda (+) dan yang lemah dengan tanda (-). Dengan demikian, Heynas menggunakan enam prinsip pokok dalam penyelidikan yang diadakan, maka didapatkanlah tanda tersebut :
a.       Orang yang Emosionalnya kuat memiliki ciri-ciri :
-          Lekas memihak
-          Fantasinya kuat
-          Tulisan dan bicaranya aneh
-          Kurang mencintai kebenaran
-          Mudah marah
-          Senang sensasi, dsb
b.      Orang yang aktifitasnya kuat, ciri-cirinya:
-          Suka bekerja
-          Mudah bertindak
-          Berhoby banyak
-          ‘Mudah mengatasi kesulitan
-          Tidak mudah putus asa
c.       Orang yang berfungsi skunder, ciri-cirinya :
-          Betah di rumah
-          Taat kepada adat
-          Setia dalam persahabatan
-          Besar rasa terima kasihnya
-          Suka menyesuaikan diri
-          Konsekuwen

Dengan enam unsur tersebut, Heynas menemukan delapan tipe  :
1.      Nerves, ciri-ciri :
-          Emosionalnya kuat
-          Berfungsi primer (mudah melupakan kesan)
-          Tidak aktif
2.      Choleris, ciri-ciri :
-          Emosionalnya kuat
-          Berfungsi primer
-          Aktif
3.      Gepasioner (Orang Hebat), berciri :
-          Emosionalnya kuat
-          Berfungsi skunder (tidak mudah melupakan kesan)
-          Aktif
4.      Sentimentil, berciri :
-          Emosionalnya kuat
-          Berfungsi skunder
-          Tidak aktif
5.      Amorph, berciri :
-          Emosioalnya lemah
-          Berfungsi primer
-          Tidak aktif
6.      Saunginis
-          Emosinya lemah
-          Berfungsi primer
-          Aktif
7.      Flegmatis, cirinya :
-          Emosionalnya lemah
-          Berfungsi skunder
-          Aktif
8.      Apatis, cirinya :
-          Emosionalnya lemah
-          Berfungsi skunder
-          Tidak aktif

Dalam memberikan nama-nama diatas, nampak jika Heymans terpengaruhi oleh Hypocrates-Galenus (Yang sebenarnya berada dalam tapal tipologi phisis dan psikhis

2.Tipologi Ewald
G. Ewald memepunyai titik berangkat dan sudut pandangan yang berbeda dari ahli-ahli yang telah dibicarakan sebelumnya. Dia berangkat dari sudut pandangan psikiatrik, karya utamanya dalam bidang teori kepribadian dalam Temperamen und Character (1924). Di dalam tnjauannya yang beisfat psikiatrik itu Ewald membuat perbedaan secara tajam antara temperamen dan watak. Sebagaimana dijelaskan dalam keterangan berikut ini :
a.       Temperamen
Temperamen adalah konstitusi psikis, yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Jadi di sini keturunan atau dasar memainkan peranan penting, sedang pengaruh pendidikan dan lingkungan boleh dikata tidak ada. Selanjutnya Ewald berpendapat bahwa temperamen itu sangat erat hubungannya dengan biotonus (tegangan hidup, kekuatan hidup dan tegangan energi), yaitu intensitas serat irama hidup. Biotonus ini ada selama hidup dan adanya pada diri seseorang constant, terutama tergantung kepada konstelasi hormon-hormon.
Biotonus ini tergantung faktor kejiwaan yang merupakan temperamen, yaitu :
1).    Intensitas dan tempo hidup
2).    Perasaan-perasaan vital yang menyertainya (suasana perasaan individu)
Selanjutnya Ewald membedakan adanya tiga macam temperamen, yang perbedaanya terutama bersifat kuantitatif, berdasarkan atas kuat atau lemahnya biotonus itu, yaitu :
1).    Temperamen sanguinis atau hipomanis, dengan biotonus kuat
2).    Temperamen melancholis atau depresif, dengan biotonus lemah
3).    Temperamen biasa atau normal, dengan biotonus sedang

b.      Watak (character)
Ewald memberi batasan watak sebagai totalitas dari keadaan-keadaan dan cara bereaksi jiwa terhadap perangsang. Secara teoritis dia membedakan antara : watak yang dibawa sejak lahir dan watak yang diperoleh, dengan keterangan berikut :
1).    Watak yang dibawa sejak lahir
Watak yang dibawa sejak lahir (angeborener Charakter, watak genotipis), yaitu aspek yang merupakan dasar dari pada watak, watak genotipis ini sangat erat hubungannya dengan keadaan fisiologis, yakni watak kualitas susunan saraf pusat.
2).    Watak yang diperoleh
Watak yang diperoleh (erworbener Character, watak phaenoripis), yakni watak yang telah dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman dan pendidikan.
Sebagai kesimpulan atas perbedaan temperamen dan watak menurut Ewald adalah bahwa temperamen boleh dikata tetap selama hidup, jadi tidak mengalami perkembangan, karena temperamen tergantung kepada konstelasi hormon-hormon, sedangkan konstelasi hormon-hormon itu tetap selama hidup. Adapun watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi masih mengalami pertumbuhan atau perkembangan, watak sangat tergantung kepada faktor-faktor eksogen.
Dengan demikian telah nyata aspek-aspek atau komponen-komponen apa yang ada pada manusia, namun dalam menyusun tipologinya Ewald menggunakan prinsip-prinsip lain, yang pada pokoknya didasarkan kepada "busur refleks" (menurut psikologi lama), yang menyatakan bahwa tingkah laku itu tersusun atas tiga stadia yaitu :
1.      Penerima rangsang
Banyak sedikitnya orang yang mempunyai kepekaan menerima rangsang dari luar. Dalam hal ini Ewald masih membedakan antara kepekaan bagi gejala jiwa yang rendah dan kepekaan bagi gejala jiwa yang tunggi.
2.      Penyimpanan kesan dan pengolahan rangsang
Penyimpanan kesan, adanya bekas-bekas yang ditinggalkan oleh kesan. Bekas itu berpengaruh kepada perbuatan diwaktu kemudian. Orang yang satu lebih lama dari pada yang lain. Pengolahan rangsang, dalam hal ini Ewald membedakan pengolahan rangsang oleh kesadaran dan pengolahan rangsang oleh pengaruh. Ini masih dibedakan lagi atas cepat dan lambatnya pengaruh rangsang tersebut.
3.      Reaksi daripada rangsang
Kemampuan mengadakan reaksi balik terhadap rangsangan iniakan nampak dalam perbuatab atau kelakuan seseorang.

3.Tipologi George Kerschensteiner
            Ia menyusun tipologinya berdasarkan 4 prinsip :
1.      Kekuatan kemauan
2.      Ketajaman pendapat
3.      Kepekaan yang halus dalam perasaan
4.      Aufwulbarkait(lama dan mendalamnya getaran jiwa)

4.Tipologi Plato
Dalam bahasan ini Plato membedakan adanya tiga fungsi/bagian jiwa, yaitu ;
1).    Pikiran (logos), yang berkedudukan di kepala.
2).    Kemauan (thumos) yang berkedudukan di dada.
3).    Hasrat (epithumid) yang berkedudukan diperut.
Kemudian Plato menjelaskan sumber dari pada ketiga fungsi jiwa tersebut di atas yang mengacu pada kebajikan, di antaranya adalah :
1).    Pikiran (logos), yang bersumber atas kebijaksanaan.
2).    Kemauan (thumos) yang bersumber atas keberanian.
3).    Hasrat (epithumid) yang bersumber atas penguasaan diri.
Keselarasan atas macam kebajikan tersebut akan mewujudkan kebenaran atau keadilan. Menurut uraian ketiga macam tersebut dapat disimpulkan bahwa tentu ada tipe manusia tertentu, sebab dari ketiganya tentu tidak sama kuatnya, sehingga ada orang yang paling kuat kebijaksanaannya, atau keberaniaannya atau bahkan kuat menahan hawa nafsu (penguasaan diri). Kemudian atas dasar dominasi salah satu di antara ketiga bagian jiwa itu, maka manusia digolongkan menjadi  tiga tipe yaitu ;
1).    Orang yang terutama dikuasai oleh daya pikirnya.
2).    Orang yang terutama dikuasai oleh kemauannya.
3).    Orang yang terutama dikuasai oleh hasratnya

5.Tipologi Queyrat
Queyrat (1896) menyusun tipologi atas dasar dominasi daya-daya jiwa, yaitu daya kognitif, daya afektif dan daya konatif. Berdasarkan atas daya-daya tersebut, mana yang lebih dominan, maka dikemukakan tipe-tipe sebagai berikut :
a).    Salah satu daya yang dominan, yaitu :
(1).       Tipe meditatif, atau intelektual di mana daya kognitif dominan
(2).       Tipe emosional, di mana daya afektif dominan
(3).       Tipe aktif, di mana daya konatif dominan
b).    Dua daya yang dominan yaitu :
(1).       Tipe meditatif-emosional atau sentimental, dimana daya kognitif dan daya afektif dominan
(2).       Tipe aktif-emosional atau orang garang, dimana daya konatif dan daya afektif dominan
(3).       Tipe aktif-meditatif atau orang kemauan, dimana daya konatif dan daya kognitif dominan
c).    Ketiga daya dalam proporsi yang seimbang
(1).       Tipe seimbang
(2).       Tipe amoroph
(3).       Tipe apathis
d).   Ketiga daya itu ada atau berfungsi secara tak teratur
(1).       Tipe tak stabil
(2).       Tipe tak teguh hati
(3).       Tipe kontradiktoris
e).    Ada tiga macam tipe yang tidak sehat
(1).       Tipe hypochondris
(2).       Tipe melancholis
(3).       Tipe histeris
Kesembilan tipe yang pertama adalah tipe-tipe orang sehat, berikutnya tipe orang-orang yang dalam keadaan antara sehat dan tidak sehat, sedangkan tiga tipe terakhir adalah tipe-tipe orang yang menderita sakit.







































TIPOLOGI MANUSIA BERDASARKAN KEBUDAYAAN


Ada beberapa tokoh yang didalam teorinya, menggunakan dasar kebudayaan, yaitu:
a.       Riesman
b.      E.Spranger
c.       W. and E Yaensch

A.Tipologi Kebudayaan menurut Riesman
            Ia hanya menggolongkan manusia ini atas tiga golongan, yaitu :
a.       Orang-orang yang pribadinya ditentukan oleh tradisi
b.      Orang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh rohaninya
c.       Orang yang mebdasarkan dirinya pada norma-norma yang dikemukakan oleh orang lain kepadanya
Riesman menganggap dapat memperlihatkan bahwa periode kebudayaan yang lamasaling menyusul satu sama lain dimana pada pokoknya terdapat orang-orang yang selalu termasuk diantara ketiganya

B. Tipologi E. Spanger
            Menurut Spanger, kehidupan manusia ini dipengaruhi oleh dua macam kehidupan jiwanya, yaitu jiwa objektif atau jiwa subjektif.
            Jiwa objektif adalah nilai kebudayaan yang besar sekali pengaruhnya pada jiwa subjektif. Sedangkan jiwa subjektif adalah jiwa tiap-tiap orang.
            Menurut Spanger, manusia ini dapat dibedakan atas enam nilai kebudauyaan, yaitu:
-          Ekonomi
-          Politik
-          Sosial
-          Ilmu pengetahuan
-          Kesenian, dan
-          Agama
Dianta keenam itu, nilai kebudayaan yang manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap jiwa subjektif. Dan inilah yang menentukan tipe manusia itu. Jadi kalau demikian ada 6 tipe manusia, yaitu:
-          Manusia ekonomi
-          Manusia politik
-          Manusia sosial
-          Manusia pengetahuan
-          Manusia kesenian dan
-          Manusia manusia agama
Adapun sifat-sifatnya :
a.       Manusia ekonomi
·         Senang bekerja
·         Senang mengumpulkan harta
·         Agak kikir
·         Bangga pada hartanya
b.      Manusia politik
·         Ingin berkuasa
·         Tidak ingin kaya
·         Berusaha mengusai orang lain
·         Kurang mencintai kebenaran
c.       Manusia sosial
·         Senang berkorban
·         Senang mengabdi pada Tuhan
·         Mencintai masyarakat
·         Pandai bergaul
d.      Manusia pengetahuan
·         Senang membaca
·         Gemar berpikir dan belajar
·         Tidak ingin kaya
·         Ingin serba tahu
e.       Manusia seni
·         Hidup bersahaja
·         Senang menikmati keindahan
·         Gemar mencipta
·         Mudah bergaul dengan siapa saja
f.       Manusia agama
·         Hidupnya hanya untuk Tuhan dan Ahirat
·         Senag memuja
·         Kurang senang harta
·         Senang menolong orang lain

C. Tipologi W dan E Yaensch
            Tipologi W dan E Yaensch agak berbeda dalam penggolongannya, karena didasarkan pada unsur geologi dan unsur  tubuh.
1.      Unsur geologis
Keadaan tanah tertentu mempengaruhi pula kehidpan seseorang, lewat air tanah, yang menghidupi penghuni-penghuninya.
2.      Unsur tubuh
Juga kehidupan seseorang tertentu dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar tubuhnya, misalnya kelenjar gondok, anak kelenjar dan kelenjar-kelenjar lain.
Dengan hanya mendasarkan kedua faktor tersebut, W dan E Yaensch juga menggolongkan manusia atas dua tipe pula, yaitu : Tipe T dan tipe B. T adalah singkatan dari Tetaniode dan B adalah singkatan dari Basedowide.
            Tipe Tetaniode memiliki ciri-ciri:
·         Muka pucat
·         Selalu bersuasana sedih
·         Mata kecil dan dalam
·         Tanggapannya tak bergerak
·         Pendiam
·         Selalu curiga pada oranglain
·         Segala sesuatunya dipandang berat

Tipe Basedowide, memiliki ciri-ciri :
·         Mukanya terbuka
·         Wajahnya mudah berubah
·         Matanya hidup dan melotot keluar
·         Tanggapannya bergerak
·         Banyak berpendapat
·         Mudah bergaul dengan orang lain



0 komentar: