Senin, 30 September 2013

Psikoanalisis : Carl Gustav Jung



Psikologi Anallitis

A.    Pengantar
Tokoh dalam aliran ini adalah Carl Gustav Jng (1875-1959). Dalam pemikirannya Jung dipengaruhi oleh Schopenhauer dan Eduard Von Hartmann.  Jadi Jung membuat kombinasi antara teleologi dan ketidaksadaran yang juga dipengaruhi oleh Nietze dan Zarathusra. Jika disederhanakan maka teori Jung dapat dimengerti dalam struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian.

B.     Struktur Psyche
Menurut Jung psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi manusia terdiri dari dua alam :
1.      Alam sadar ( penyesuaian terhadap dunia luar)
2.      Alam tak sadar (penyesuaian terhadap dunia dalam)
Luas kesadaran atau ketidaksadaran dapat betambah atupun berkurang. Dan dalam kenyataannya kesadaran hanya sebagian kecil daripada alam kejiwaan.
·         Struktur Kesadaran
Dua komponen pokok kesadaran yaitu :
1.      Fungsi Jiwa
Fungsi jiwa yaitu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Berikut fungsi jiwa menurut Jung :
Fungsi jiwa
Sifatnya
Cara bekerja
Tipe kepribadian
Pikiran
Rasional
Dengan penilaian: benar-salah
Pemikir
Perasaan
Rasional
Dengan penilaian: senang -tak senang
Perasa
Pendriaan
Irrasional
Tanpa penilaian: sadar-indriah
Pendrian
Intuisi
Irrasional
tanpa penilaian: tak sadar-naluriah
Intuitif

Dalam empat fungsi tersebut hanya ada satu fungsi yang dominan. Fungsi yang superior menguasai alam sadar, dan yang inferior ada dalam ketidaksadaran.
2.      Sikap Jiwa
Sikap jiwa adalah arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Berdasarkan sikapnya manusia dibedakan menjadi dua, yaitu :
-          Manusia ekstravers
-          Manusia Introvers
3.      Tipologi Jung
Berikut ini merupakan delapan tipe manusia menurut Jung :
Sikap jiwa
Fungsi jiwa
Tipe
ketidaksadarannya
Ekstravers



Pikiran
Perasaan
Pendriaan
Intuisi
Pemikir ekstravers
Perasa ekstravers
Pendria ekstravers
Intuitif ekstravers
Perasa introvers
Pemikir introvers
Intuitif introvers
Pendria introvers
Introvers
Pikiran
Perasaan
Pendriaan
Intuisi
Pemikir introvers
Perasa introvers
Pendria introvers
Intuitif introvers
Perasa ekstravers
Pemikir ekstravers
Intuitif ekstravers
Pendria ekstravers

4.      Persona
Menurut Jung, persona adalah cara individu secara sadar menampakkan diri ke luar/ ke dunia sekitarnya. Jung juga memberi batasan persona sebagai “kompleks fungsi-fungsi yang terbentuk atas dasar pertimbangan-pertimbangan penyesuaian atau usaha mencari penyelesaian, tetapi tidak sama dengan individualitas
  • Struktur Ketidaksadaran
  1. Ketidaksadaran Pribadi ( diperoleh individu dalam hidupnya)
Dalam lingkungan ini terdapat istilah prasadar dan bawah sadar.
·         Alam prasadar                   : daerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dan kesadaran, berisikan hal-hal yang siap masuk ke daerah kesadaran.
·         Alam bawah sadar                        : berisi kejadian psikis yang terletak pada daerah antara ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif. Seperti hal-hal yang tidak dapat diingat, tidak dapat diolah, keadaan transe, dan sejenisnya.

  1. Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif berisi apa yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa semua manusia dari generasi terdahulu dalam menghadapi situasi-situasi ketakutan, bahaya, perjuangan, kelahiran, dan kematian. Jung merumuskan ketidaksadaran kolektif sebagai warisan kejiwaan yang besar dalam perkembangan manusia.
Ketidaksadaran diperoleh secara tidak langsung melalui symptom dan kompleks, mimpi, dan archetypus.
§  Symptoms dan Kompleks
Symptom adalah tanda bahaya, membertitahu jika ada yang kurang dalam kesadaran, sehingga perlu merambah ke alam tak sadar.
Kompleks adalah bagian kejiwaan yang terpecah dan lepas dari kontrol kesadaran, mempunyai tempat sendiri di alam ketidaksadaran.
§  Mimpi dan Khayalan
Menurut Jung mimpi itu mempunyai sifat kostruktif. Mimpi tidak hanya merupakan manifestasi yang patolgis, tetapi juga merupakan manifestasi daripada ketidaksadran kolektif, dan mempunyai arti profetis.
Jung juga mengemukakan khayalan dan fantasi sebagai bentuk manifestasi ketidaksadaran, dan timbul pada saat taraf kesadaran merendah.
§  Archetypus
Archetypus adalah bentuk pendapat dan reaksi instinktif terhadap situasi tertentu di luar kesadaran. Berbeda dengan “idee” milik Plato. “idee” menerangkan segi terang dan baiknya saja, sedangkan archetypus menerangkan segi terang dan gelap.
Beberapa Bentuk Khusus Isi Ketidaksadaran
1.      Bayang-bayang (Bayang-bayang merupakan kekurangan  tak disadari)
2.      Proyeksi : Imago (isi-isi batin sendiri pada obyek-obyekdiluar dirirnya)
3.      Animus dan Anima
Animus untuk perempuan dan anima untuk laki-laki. Seorang laki-laki ketidaksadarannya adalah betina (anima), seorang perempuan ketidaksadarannya adalah jantan (animus). Anima adan animus merupakan fungsi aku dan dunia dalam.

C.    Dinamika Psyche atau Kepribadian
Struktur psyche tidak statis, melainkan dinamis dan bergerak terus menerus yang disebabkan energi psikis, disebut libido. Libido terbentuk dari intensitas kejadian psikis yang hanya diketahui lewat peristiwa psikis.
1.      HUKUM-HUKUM PSYCHE / PRINSIP-PRINSIP PSYCHE
a.       Hukum Pasangan Berlawanan
Psyche/kepribadian merupakan sistem energi yang tertutup secara tidak sempurna. Energi disekitarnya, yakni dari luar dapat masuk dan ditambahkan pada sistem tersebut. Maka dari itu psyche mencapai stabilisasi untuk sementara (nisbi). Psyche mempunyai prinsip mengatur diri sendiri yang berlangsung atas dasar hukum tertentu, yakni hukum pokoknya adalah hukum kebalikan (hukum pasangan berlawanan). Enantiodromia hukum psikologis yang ditemukan oleh Herakleitos, yang berarti bahwa sesuatu akan berubah menjadi kebalikan atau lawannya. Yang berarti mempertahankan nilai yang lama dengan mengenal lawannya atau kebalikannya. Salah satu contoh berlakunya prinsip enantiodromia ialah perubahan dari siang menjadi malam ataupun sebaliknya.
b.      Prinsip Ekuivalens
Pandangan Jung didasarkan dalam “dinamika psyche” pada 2 psinsip pokok yakni ekuivalens (jumlah energi selalu tetap hanya distribusinya berubah-ubah) dan entropi (berisi bahwa, apabila sesuatu nilai menurun / hilang, maka jumlah energi yang didukung oleh nilai itu tidak hilang dari psyche dan akan muncul kembali dalam nilai baru). Pengurangan energi pada suatu aspek berarti pertambahan pada aspek pasangan lawannya.
c.       Prinsip Entropi : Psychological Homeostatis
Menurut Jng distribusi enegi dalam psyche selalu menuju keseimbangan. Jadi apabila 2 nilai tidak sama kekuatannya, maka energi akan mengalir dari yang lebih kuat ke yang lebih lemah sampai keduanya seimbang. Namun keseimbangan dapat terganggu dikarenakan psyche bukanlah sistem yang tertutup sempurna. Meskipun, keseimbangan kekuatan yang permanen tidak pernah tercapai, tetapi hal ini merupakan keadaan ideal (dimana energi didistribusikan secara seimbang dalam seluruh kepribadian, adalah diri. (Selbst, self, zelf.)) yang selalu dituju oleh distribusi energi.
D.    PERKEMBANGAN PSYCHE ATAU KEPRIBADIAN
            Tujuan yang dikejar oleh manusia, orang-seorang atau seluruh umat manusia dapat disimpulkan sebagai Aktualisasi-diri.
1.Jung Menjangkau ke Belakang dan ke Depan
            Jung berpendapat bahwa pendapat Freud dan Adler  harus diambil; kausalitas dan teologi kedua-duanya penting dalam psikologi.
2. Jalan perkembangan : Progresi dan Regresi
            Progresi adalah bahwa aku dapat menyesuaikan diri secara memuaskan baik terhadap tuntutan-tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidaksadaran.
            Regresi mungkin dibantu sang aku untuk dapat menemukan jalan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapinya.
3. Pemindahan Energi Psikis : Sublimasi dan Represi
            Transfer energi yang progresif disebut sublimasi, yaitu transfer dari proses-proses yang  lebih primitif , instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses-proses yang bersifat lebih kultural, spirituan, dan tinggi diferensiasisnya.
            Apabila penggunaan energi baik secara instinktif maupun secara lain itu dibendung, maka terjadilah represi (penekanan), energi psikis dengan paksa dimasukkan ke ketidaksadaran.
4. “Jalan Kesempurnaan” : Proses Individualisasi
            Proses individualisasi itu ditandai oleh macam-macam perjuangan batin dan melalui bermacam-macam fase  yaitu :
a)      Fase pertama
Membuat sadar fungsi-fungsi pokok serta sikap jiwa yang ada dalam ketidaksadaran.
b)      Fase kedua
Membuat sadar imago-imago.
c)      Fase ketiga
Mengisyafi bahwa manusia hidup dalam tegangan pasangan yang berlawanan, baik rohaniah maupun jasmaniah, dan bahwa manusia harus tabah menghadapi hal ini serta dapat mengatasinya.
d)     Fase keempat atau yang terahir

Adanya hubungan yang selaras antara kesadaran dan ketidaksadaran – jadi antara segala aspek daripada kepribadian – yang ditimbulkan oleh titik konsentrasi umum yaitu Diri.

0 komentar: