Jumat, 20 September 2013

Psikoanalisa Freud: Zeitgeist, Konsep Libido & Perkembangan Kepribadian



Anteseden
Waktu psikologi mulai timbul sebagai ilmu pengetahuan pada pertenghaan abad ke XIX di Jerman, maka yang dijadikan objek adalah kesadaran orang normal. Hal ini timbul karena pengaruh Descrates dengan berpangkal pada semboyan ‘Cagito ergo sum’ menetapkan bahwa objek psikologi adalah kesadan. Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu.
            Pendapat yang demikian itu banyak yang menentang salah satunya adalah Freud. Ferud menganggap bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil daripada ketidaksadaran psikis. Freud memisahkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut menggambarkan kesadaran, sedangkan yang di bawah permukaan air laut – yang merupakan bagian terbesar – menggambarkan ketidaksadaran. Di dalam ketidaksadaran itulah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi.  Karena itu untuk benar-benar memahami kepribadian manusia psikologi kesadaran – yang oleh Freud disebut sebagai psikologi permukaan – tidak mencukupi; orang harus menjelajah lebih dalam ke dalam ketidaksadaran dengan mengembangkan psikologi dalam.

Teori Libido
Libido adalah energi vital. Energi ini sepenuhnya bersifat kejiwaan dan tidak boleh dicampurkan dengan energi fisik yang bersumber pada kebutuhan-kebutuhan biologis seperti lapar dan haus. Freud mengemukakan bahwa manusia terlahir dengan sejumlah insting (naluri). Insting dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu insting hidup (life insting) adalah naluri untuk mempertahankan hidup dan keturunan dan Insting mati (death insting) adalah naluri yang menyatakan bahwa suatu saat orang itu akan mati,insting mati ini menyebabkan perilaku-perilaku agresif. Sifat, kekuatan dan cara penyaluran dari libido pada masa kanak-kanak sangat menentukan kehidupan kejiwaan dan kepribadian orang yang bersangkutan. Karena itu masa kanak-kanak dipandang freud sebagai masa kritis yang penting sekali artinya.
            Dalam teori tentang evolusi libido, Freud mengasumsikan bahwa libido, atau energi seksual individu, selalu mengalami perkembangan, mulai oral sampai genital. Meski demikian, proses perkembangan libido ini sama sekali bukanlah sebuah proses yang linier dan mudah. Di dalamnya juga terlibat rasa puas yang berlebihan atau rasa frustasi yang sangat kuat, yang akan membuat seorang individu mengalami “fiksasi” karena perkembangan mentalnya “macet” dan berhenti pada tahap tertentu, sehingga ia tidak pernah mencapai perkembangan genital secara utuh dan sepenuhnya. Atau bisa juga perkembangannya menjadi mundur kembali ke tahapan sebelumnya. Sebagai akibatnya, seorang dewasa akan menunjukkan gejala-gejala neurotik dengan berbagai manifestasinya, seperti impotensi atau kurang rasa percaya diri.
Jadi menurut Freud, individu yang sehat adalah individu yang tidak mengalami hambatan perkembangan genital karena mereka tidak mengalami fiksasi dan kemunduran. Individu seperti inilah yang menjalani kehidupan sebagai orang dewasa, bekerja dan memperoleh kepuasan seksual secara memadai.

Perkembangan Kepribadian
            Freud umumnya dipandang sebagai ahli yang pertama-tama mengutamakan aspek perkembanagan (genetis) daripada kepribadian, dan terutama yang menekankan peranan yang menentukan daripada tahun-tahun permulaan masa kanak-kanak dalam meletakkan dasar-dasar struktur kepribadian. Freud berpendapat bahwa kepribadian telah terbentuk pada ahir tahun kelima, dan perkembagan selanjutnya sebagian besar perkembangan selanjutnya hanya penghalusan dari struktur dasar tersebut.
            Dalam penelitiannya, Freud tidak meneliti anak-anak, akan tetapi membuat rekontruksi atas dasar ingatan orang-orang dewasa mengenai masa kanak-kanak mereka.
            Kepribadian itu berkembang dalam hubungan dengan 4 macam sumber tegangan pokok., yaitu :
1.      Proses pertumbuhan fisiologis
2.      Frustasi
3.      Konflik
4.      Ancaman
Sebagai akibat dari meningkatnya tegangan karena ke-empat sumber tersebut, maka orang terpaksa belajar cara-cara baru untuk mereduksi tegangan. Belajar dengan cara-cara baru untuk mereduksi tegangan  inilah yang disebut sebagai kepribadian.
Identifikasi dan pemindahan objek adalah cara-cara atau metode-metode yang dipergunakan oleh individu untuk mengatasi frustasi-frustasi, konflik-konflik serta kecemasan-kecemasan.
a.Identifikasi
            Identifikasi sebagai metode yang digunakan  seseorang untuk menghadapi orang lain dan membuatnya menjadi bagian dari kepribadiannya. Dia belajar mereduksi ketegangannya dengan cara bertingkah laku seperti tingkah laku orang lain.  Untuk hal yang demikian Freud mempergunakan istilah identifikasi dan bukan imitasi, karena imitasi mengandung pengertian yang dangkal, sedangkan identifikasi apa yang ditiru lalu menjadi sebagian dari kepribadiannya. Pada umumnya identifikasi ini dilakukan dengan tidak sadar, jarang sekali dengan sadar.
b. Pemindahan Objek
            Apabila objek pilihan suatu instink yang asli tidak dapat dicapai karena rintangan (anti-chatexis), maka terbentuklah chatexis yang baru. Dan apabila chatexis yang baru ini juga tak dapat dipenuhi, akan terjadi chatexis yang lain pula. Dan demikian seterusnya.
            Adapun arah pemindahan objek ini ditentukan oleh 2 faktor, yaitu :
1.      Kemiripan objek pengganti terhadap objek aslinya
2.      Sanksi-sanksi dan harapan masyarakat
Kemampuan untuk membentuk objek-cathexis pengganti ini adalah mekanisme yang paling kuat dalam perkembangan kepribadian.
c. Mekanisme pertahanan dan Ich
            Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan :
·         Penekanan atau representasi
·         Proyeksi
·         Pembentukan reaksi
·         Fiksasi
·         Regresi
d. Fase-fase perkembangan
            Adapun fase-fase perkembangan itu antara lain :
  •      Fase oral
  •          Fase anal
  •          Fae falis
  •          Fase laten
  •          Fase pubertas
  •          Fase genital

0 komentar: