Kamis, 10 Agustus 2017

PEMIMPIN MUDA ( KEPUTUSAN BIJAK DAN KEPUTUSAN BENAR)

KEPUTUSAN BENAR DAN KEPUTUSAN BIJAK
          Dalam hidup, kita sering dan  pasti mendapatkan masalah. Dalam menghadapinya kita dituntut untuk dapat membuat keputusan yang tepat untuk menghadi situasi yang ada. Kita yang berusia muda, masih fresh dengan teori dan minim pengalaman, sering kali mengambil keputusan berdasarkan idealisme semata. Keputusan yang diambilnya didasarkan pada pertimbangan berdasarkan referensi yang dibacanya. Baik itu tips-tips atau trik-trik misalnya pembelajaran yang efektif. Semua ide yang dibaca tersebut tidaklah salah, semua masuk akal dan sangat mngkin diterapkan. Namun, karena idealisme yang terlalu tinggi, mereka cenderung mengesampingkan perasaan. Terlebih bagi seseorang dengan sifat perfecsionismenya. Keadan ini akan semakin terasa sulit jika dimiliki oleh seorang leader.
          Seorang leader yang memiliki sifat demikian, memang sangat bagus dan luar biasa dalam membuat strategi untuk membangun sesuatu, entah sebuah sistem, program maupun hal lainnya. Output yang dihasilkan pun luar biasa. Namun karena orientasi yang berlebihan pada output, terkadang mereka melupakan bawahannya. Sang leader sering kali memaksakan anak buahnya untuk bekerja sesuai keputusan yang dibuatnya (didasarkan pada referensi yang dibaca), possible menurut buku dan keyakinannya, namun terkadang imposible bagi bawahannya.
          Sering kali dibuku dan dilapangan memiliki kondisi yang berbeda. Buku hanya memuat  kondisi indealis saja.Llingkungan, pelaku, situasi dan kondisi diasumsikan sempurna. Sementara dilapangan kita bisa mengalami berbagai macam situasi dan kondisi yang mengejutkan. Sehingga terkadang antara teori dan praktek itu beda jauh.
          Kembali leader muda, idealis dan  perfecsionis, dalam membuat keputusan tidak mempertimbangkan bagaimana perasaa, kondisi dan energi yang dimiliki bawahnnya. Mereka menuntut bawahannya selalu produktif dan sempurna seperti dirinya. Padal kondisi dan energi setiap orang berbeda.
          Sementara itu leader dengan usia yang lebih matang, mereka memang tidak seernergik leader muda, mereka mengetahui keputusan yang benar namun mereka tidak mengambil itu karena mereka lebih bijak dengan memikirkan bagaimana kondisi dan energi bawahannya.
          Jika  bawahan  masih menerima  keputusan tersebut, that is ok. But, bagaimana jika bawahan-bawahan tersebut meningkalnya karena lelah dengan keputusan yang ada?
Just my opinion, n everyone has different opinion
          

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo kak, aku baca tentang blog kaka yang fanatisme
Bileh minta source nya ngga ka?

Little girl mengatakan...

emailkamu apa?