Jumat, 11 Desember 2015

Contoh membuat Bab I Proposal Skripsi Kuantitatif

Hubungan antara locus of control dengan social loafing

Contoh proposal skripsi bab I


BAB I
1.1 Latar Belakang

      Mahasiswa menurut KBBI adalah orang yang belajar di Perguruan tinggi. Sedangkan pengertian mahasiswa menurut Suwono (dalam pengertian definisi mahasiswa menurut para ahli, 2012) adalah setiap orang yang berusia antara 18-30 tahun dan terdaftar resmi untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi negeri. Menjadi mahasiswa merupakan sesuatu yang tak jarang menjadi kebanggan baik bagi individu itu sebagai mahasiswa maupun keluarganya. Menurut data dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) jumlah mahasiswa mahasiswa aktif di Indonesia 3.573.484. Saat ini untuk dapat menjadi mahasiswa lebih mudah dibandingkan dahulu karena adanya penawaran beasiswa baik untuk calon maupun yang sudah menjadi mahasiswa. Dalam salah satu jenis beasiswa pemerintah, yakni bidik misi pada tahun 2014 telah memberikan bantuan kepada lebih 60 ribu mahasiswa, sementara di tahun 2013 sebanyak 58.900 (Penerima Bidikmisi 2014 Capai 60 Ribu, 2014).

Seseorang yang telah diterima sebagai mahasiswa akan mengalami kehidupan yang berbeda dengan yang dijalani ketika saat masih sekolah. Masalah yang dihadapi juga lebih kompleks daripada sebelumnya. Dan tugas menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dan bahkan dapat menimbulkan stress (Adnamazida , 2013).Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bullare (2009) tentang “Sumber, strategi daya tindak dan stres yang dialami pelajar universitas” , masalah akademik menjadi salah satu dari subskala sumber stress yang memiliki korelasi positif dan siknifikan dengan stress yang dialami oleh mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan korelasi person dimana sumber stress dari akademik memiliki nilai k < 0.1.

Tugas kuliah memang menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dengan kehidupan sebagai mahasiswa. Berbagai tugas akademik hampir selalu diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya, baik berbentuk tugas yang dapat dikerjakan di rumah atau kos maupun tugas yang harus diselesaikan saat itu juga.Tugas-tugas yang diberikan oleh dosen tersebut ada yang bersifat individual maupun kelompok. Tugas yang bersifat individual cenderung lebih simple karena tidak perlu menyamakan persepsi dengan oranglain maupun mencari waktu untuk dapat berkumpul dengan lengkap. Tetapi, tugas individu memiliki kekurangan, yakni beban tugas  yang harus ditanggung lebih besar dari pada kerja kelompok. Dengan adanya tugas kelompok dapat meringankan beban dalam penyelesaian tugas. Karena dalam kelompok tersebut dapat terjadi saling tukar pikiran dan pendapat atau tugas tersebut dapat dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing. Dengan demikian jika secara individu beban tugas terasa sangat berat,maka akan terasa ringan jika tugas dikerjakan secara kelompok karena beban yang ada ditanggung oleh beberapa individu. Namun, dalam mengerjakan suatu tugas kelompok tidak selalu semua bekerja secara optimal, ada beberapa yang memiliki kontribusi hanya sedikit dalam kelompok.       Fenomena kurangnya keterlibatan seseorang dalam kelompok disebut sebagai social loafing . Secara teori social loafing menurut Williams &Karau (1993) yaitu ketika seseorang  cenderung lebih mengurangi usaha dan motivasi saat tugas kelompok dari pada saat tugas individu. Social loafing yang terjadi dalam suatu kerja kelompok bisa dalam bentuk salah satu anggota yang tidak berperan apapun atau pelimpahan pekerjaan bagiannya kepada orang lain. Social loafing memang tidak saja terjadi di lingkungan kerja seperti kantor semata, fenomena satu ini juga dapat terjadi di lingkungan kampus. Beberapa mahasiswa yang berhasil diwawancarai mengatakan bahwa mereka menemukan fenomena social loafing ini.
Subjek 1 : “Iya, mesti seperti itu. Bahkan ada satu dua orang yang tidak berperan sama sekali juga ada.”

Interviewer : “Apakah pernah menemui fenomena social loafing ketika di kampus?”
Subjek 2      : “Iya pernah”

Interviewer :  “Pernahkan kamu melihat menemui fenomena social loafing ketika melakukan kerja kelompok?”
Subjek 3        :“iya sering. Misal anggotanya sibuk banget gitu ya. Padahal udah dibagiannya, kamu dapat ini-ini tapi ternyata dia nggak ada kabar, dihubungin nggak bisa-bisa, sampai ahirnya deatline dan ahirnya yang ngerjain ya anggota yang lain.”
Mahasiswa yang berhasil diwawancarai tersebut  juga mengungkapkan adanya dampak dari social loafing yang mempengaruhi baik itu kinerja maupun anggota yang lain dalam kelompok. Pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan cepat karena masih harus menunggu satu orang. Pekerjaan yang dikerjakan dengan terburu juga sering kali mendapat ........    Selengkapnya dapat dilihat


 ----------- Contoh Bab I Proposal Skripsi Kuantitatif.<---------- p="">










0 komentar: