Rabu, 01 Oktober 2014

Psikologi Timur, Agama dan Pendidikan part 1



Psikologi Timur, Agama dan Pendidikan

Filsafat timur memiliki sejarah yang panjang dan bermacam-macam. Tidak hanya menyangkut istilah tahun saja, tapi jug aide yang besar. Filsafat timur merupakan ilmu yang mengagumkan dalam sejarah perkembangan pemikiran manusia. Daya tariknya meningkat ketika ilmu ini dibandingkan dan sangat kontras dengan pemikiran barat.
 Filsafat timur terdiri dari empat pemikiran utama, yaitu  India, Cina, Jepang, dan Timur Tengah. Meskipun ada banyak perbedaan kepercayaan filosofis  dalam setiap kebudayaan, tetapi juga  masih ada benang merahnya. Pokok pemikiran dari filsafat timur lebih menekankan pada  kehidupan yang berasal dari dalam daripada kehidupan luar. Filsafat Timur berbeda dengan filsafat barat, filsafat timur lebih menggunakan pendekatan empiris,  menekankan pada intuisi, kedamaian yang berasal dari dalam, pengembangan perilaku, serta mistisme. Kepercayaan timur, karena mereka muncul diawal-awal, maka mempengaruhi signifikasi pemikiran barat. Keberadaan filsafat timur tetap  penting pada masa kini, khusunya untuk mencegah hanya puas pada  filsafat barat.

PERKEMBANGAN FISAFAT TIMUR
Studi mengenai filsafat barat kebanyakan dimulai dari Yunani. Fisafat Yunani, sebagai pengembangan pemikiran yang sistematis, dimulai pada abad ke enam SM oleh Thales, yang kemudian diikuti oleh Phytagoras dan Socrates. Saat pemikiran Yunani kuno baru dimulai, filsafat telah mencapai tingkat perkembangan tinggi di India dan Cina.
Mungkin filsafat Yunani unik dalam penekanannya pada  rasionalitas daripada  mistisme dan supernaturalisme. Filsafat barat menunjukkan penekankan pada logika dan material, sementara filsafat timur pada umumnya menekankan pada dunia yang berasal dari dalam dibandingkan dari luar, menekankan intuisi daripada akal sehat, dan menekankan pada mistisme dibandingkan penemuan ilmiah. Dalam hal ini ada perbedaan di tiap-tiap sekolah. Secara keseluruhan, filsafat Cina lebih sedikit menekankan pada mistisme daripada India, akan tetapi secara keseluruhan pemikiran filsafat ini memulai dengan dunia yang berasal dari dalam yang kemudian menjangkau keluar untuk melihat fenomena yang ada di dunia ini.
Kadang-kang hal-hal tersebut menjadi beban karena, fisafat India dan Cina lebih sering disebut bukan ilmu filsafat tetapi sebuah agama. Hal ini terjadi karena pada awal kemunculannya, mereka memperlihatkan ketertarikan yang kuat terhadap dewa-dewa, seperti mitologi Yunani. Tidak seperti filsafat Yunani yang yang memisahkan filsafat dan agama,  filsafat dan agama Cina dan Indias aling berkaitan. Doktrin agama sering digabungkan dengan pandangan filsafat mengenai alam dan interaksi perseorangan terhadapnya. 
Beberapa argumen barat bahwa filsafat dan pelajaran agama harus terpisah, tetapi berpikir bagaimana sulitnya memisahkan Thomas Aquinas ahli ilmu agama dari Thomas Aquinas sang filosoper. Hal ini benar bahwa pemikiran agama lebih daripada filosofi, yang menunukkan kesadarn lebih pada deduksi, kepercayaan, intuisi, dan mistisme, tapi banyak ilmuwan filsafat di era modern   memuji pembicaraan hari ini.

PEMIKIRAN TIMUR JAUH DAN INDIA
            Timur Jauh atau Asia Timur, yaitu Cina, Korea, Jepang, dan India, adalah sebuah area yang sangat besar dengan populasi yang sangat banyak. Asia Timur dan Selatan dicatat karena tradisi mereka yang relative stabil, yang berbanding terbalik dengan Barat. Di wilayah ini, tradisi dan pantangan telah membuat adanya sikap skeptic akan perubahan yang dimungkinkan bisa menurunkan relijiusitas dan tatanan sosial. Di masa lalu, kebudayaan di Timur Jauh lebih terorganisasi, memiliki teknologi yang lebih maju, dan lebih kaya daripada Barat.
            Barat, secara besar-besaran mempengaruh politis dan ekonomi di Timur. Timur, di sisi lain, telah member andil  untuk kekayaaa filsafat dan spiritualitas di barat.


Pemikiran India
Filsafat India memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Hampir setiap jejak pemikiran dapat ditemukan, tersusun dari idealisme sampai materialisme, pluralisme sampai monisme, dan bertapa sampai hedonisme. Penekanan utamanya terletak pada sebuah pencarian akan kebijaksanaan dalam  filsafat India, tetapi  ini tidak perlu diartikan sebagai penolakan terhadap kesenangan duniawi. Dengan menekankan pada spekulasi ini, filsafat India memiliki karakter yangpraktis. Hal ini dimulai sebagai jalan menyelesaikan banyak persoalan yang mendasar dalam kehidupan, sebagai upaya untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Sebagai contoh, awal orang mengahadapi penderitaan secara mental dan fisik dan mencari pemahaman untuk mengerti alasan terjadinya hal ini. Spekulasi membantu untuk menyediakan penyembuhan bagi penderitaan tersebut. Filsuf  India tampaknya bersikeras bahwa pengetahuan digunakan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan bersama, dan orang-orang tersebut seharusnya hidup sesuai menurut aturan ideal tersebut. Selain itu juga berlaku pengertian tentang keadilan moral di dalam filsafat India, dimana setiap individu bertanggung jawab untuk apa diri mereka dan akan menjadi apa mereka nantinya.

Hinduisme
Filsafat ini tidak diketahui siapa pendiri dan tidak ditemukan batasan wilayah dalam doktrinnya. Perkembangannya bersamaan dengan pertumbuhan suku-suku bangsa yang menetap di India, dan lebih kepada kepada jalan hidup daripada ajaran agama. Hinduisme pada umumnya tidak menganjurkan pertapaan atau penolakan terhadap dunia, konsekuensinya, maka Hinduisme tidak menganjurkan keinginan melainkan kepercayaan bahwa tiap individu harus bisa mengontrol dan mengaturnya. Pada dasarnya, setiap individu seharusnya tidak mempersembahkan hidupnya kepada kesenangan sensual atau kesuksesan duniawi.
Awal dari filsafat Hindu ditemukan dalam tiga teks dasar, yaitu : the Vedas, the Upanisad, dan The Epics. Yang ditulis sekitar 1200 SM-200M.
a.      Vedas
Vedas adalah sekumpulan nyanyian pujian, nyanyian, dan risalah dari suku Arya. Bagi mereka alam semesta terdiri dari tiga unsur, yaitu bumi, udara, dan surga. Menurut pandanga  poliestik alam semesta terdiri dari 33 dewa, seperti Agni sebagai dewa api, Indra sebagai dewa petir dan hujan, serta Vruna yang mengendalikan dan mengatur musim. Bagian pertama dari Vedas terdiri dari mantar-mantra yang memuji  dan mengambil hati dewa-dewa. Dan berdoa kepada Dewa dengan pengorbanan dan persembahan.  Di dalam literatur vedas terdapat keberlanjutan untuk menimbulkan harmorni antara penyelidikan jasmaniah manusia dan kebutuhan, dan kehidupan spiritual mereka.
Dalam kepercayaan Vedas, ada beberapa kepercayaan mendasar yang diikuti, antara lain :
1.      Ada Kenyataan Pokok bahwa semuanya-ditembus dan penyebab terakhir dari alam semesta
2.      Kenyataan adalah bukan ciptaan, kilauan diri, dan jiwa abadi
3.      Agama atau Dharma terdiri dari meditasi di atas jiwa dan menuntun hidup kepada kebajikan dan kebenaran
4.      Jiwa manusia adalah bersifat ketuhanan, dengan keseluruhan alam semesta sebagai manifestasi dari Roh Unggul.
Para cenayang Vedas percaya bahwa  manusia adalah jiwa dan bukan sekedar badan dan pikiran. Sebagai jiwa, manusia menjadi bersifat ketuhanan dalam pokok pikirannya. Tidak seperti binatang, kita bisa menyadari bahwa sifat ketuhanan kita, jika Tuhan bersama kita . Kita tidak dapat melihat hal ini ketika kita dikuasai oleh kemarahan, nafsu, ataupun keserakahan, sehingga hal-hal tersebut harus dihapuskan dan hati serta pikiran kembali murni. Proses pemurnian ini bisa jadi mengambil beberapa waktu kehidupan melalui reinkarnasi
1.    Uphanisad
Uphanisad secara harfiah berarti  ”rahasia mengajar”, dibangun dari Vedas, tetapi membawa pemikiran Vedas kepada dimensi baru. Uphanisad lebih mulia dan intelektual dibandingkan Vedas, dewa mundur di belakang.
Upanishad memperkenalkan sebuah konsep monistik mengenai dewa. Brahma adalah yang Maha kuat, Maha Meliputi, Kuasa, kekal, tidak ada yang menyerupai, dan tidak dapat digambarkan. Semua ciptaan mennemukan awal dan akhir mereka padaNya. Upanishad mengatakan bahwa sebuah hidup yang penuh penderitaan akan berlanjut ke dalam hidup selanjutnya sebagai hasil dari perbuatan seseorang (karma). Pembebasan hanya bisa dicapai dengan pengetahuan sebenarnya mengenai Brahma yang diperoleh melalui kemurnian hidup dan meditasi. Ketika pengetahuan datang, jiwa individu bergabung dengan jiwaalam semesta.
            Aspek lain dari Hinduisme adalah perkembangan hukum. Hukum ini memberikan dampak yang besar bagi kehidupan Hindu dan melanjutkan kode yang tetap mempengaruhi kehidupan sosial Hindu pada hari ini. Salah satu hukuman dalam pemikiran Hindu yang besar adalah Manu, dikatakan menjadi  penulis utama dalam ”Hukum dalam Berperilaku yang Benar”.
Manu menempatkan kelas Brahmana pada kelas teratas dari strata sosial. Brahmana adalah lelaki yang pelajar, pemikir, pendeta, guru, dan pencari Brahman. Di bawah Brahmana adalah Ksatria, adalah laki-laki yang memiliki keberanian dan energi, tapi tanpa pengetahuan seperti Brahmana. Di bawah ksatria adalah waisya, adalah yang menginginkan kekayaan dan kekuatan, tapi juga sering melihat ini sebagai hal terakhir dalam kehidupannya. Sudra adalah kasta terendah. Di bawah sudra adalah ”yang tidak tersentuh”.
            Manu menetapkan tiga tahapan keinginan dalam hidup pria. Pada tahap pertama, murid belajar pelatihan dan disiplin tentang tubuh dan jiwa di bawah bimbingan guru tanpa biaya. Pada tahapan kedua (sekitar usia 25 tahun) seorang pria diharapkan untuk menikah dan berkeluarga menjadi  hal yang  penting. Pada tahap ketiga (sekitar usia 50 tahun), seorang lelaki akan memberikan urusan rumah tangganya kepada anaknya, dan pensiun dengan cara bertapa di hutan atau menjadi pemberi nasihat bagi masyarakat.
Manu juga menegakkan tiga tahap keinginan dalam kehidupan perempuan. Pertama, seorang perempuan  perempuan harus mengabdikan diri pada ayah atau saudara laki-laki, kemudian kepada suaminya, dan setelah suaminya meninggal kepada anak lelakinya. Dia tidak bisa menjadi independen dan harus menganggap suaminya sebagai dewa, meskipun suaminya jauh dari kesan baik. Perempuan harus selalu ceria dan pandai dalam mengatur dalam urusan rumah tangga.  
a.      Epic  
Dalam filsafat India, dua epik terbesar adalah Ramayana dan Mahabarata. Dan yang paling signifikan adalah Mahabarata yang berisi Bhagavad-Gita. Bagian pertama dari Gita mengenai yoga, tahapan kedua rincian  mengenai doktrin penteisme, dan yang ketiga menjelaskan prinsip Porusha dan Prakrit, lima pancaindera, dan ajaran lain dari filsafat ini. Gita mengenalkan pendapat bahwa semua hal yang terdapat di dunia hanyalah ilusi belaka, kebenaran yang sejati adalah Jiwa.
Bhagavad-Gita adalah sebuah sajak yang terdiri dari 700 versi dalam delapan belas bab, menggambarkan sebuah peperangan besar yang terjadi pada tahun 1000 SM antara Pandawa dan Kurawa untuk memperebutkan tahta.
Gagasan tentang yoga adalah hal yang paling sering dihubungkan dengan Bhagavad-Gita, yang mendiskusikan mengenai kebijaksanaan melalui ketenangan dalam yoga.  Yoga percaya bahwa jiwa dapat dilatih untuk berfungsi pada level yang lebih tinggi.
Tiga tahapan eksternal dari yoga adalah 1) sikap badan yang benar 2) pernafasan yang benar 3) kontrol indera.
Hindu Modern 
          Sebuah kebangkitan kembali dari kepercayaan Hindu yang modern dimulai oleh laki-laki seperti Tagore, Sri Aurobindo, Dr. S. Radhakrishnan, dan Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi lahir di Porbanas, barat laut India. Dia terkenal dalam pemberontakan masyarakat yang menghasilkan kemerdekaan untuk India dari Inggris.
            Menurut Gandhi agama seharusnya bersifat praktis. Tuhan tidak dicapai dengan meditasi di dalam gua. Tuhan adalah kepercayaan dan jalan terbaik untuk menuju kepercayaan tersebut dengan praktek bukan kekerasan (ahimsa) di dunia, pemikiran dan mendalam. Kita harus mengendalikan kehidupan dengan cinta dan pengabdian menuju sesuatu yang lain, dan agama seharusnya membentuk sosial kita, ekonomi, pendidikan dan kehidupan politik.  
            Gandhi percaya bahwa Tuhan bukan sebuah abstraksi tapi sebuah kehadiran hidup, “sebuah kekuatan misterius yang tidak dapat dilukiskan yang meliputi segalanya”.

Budhisme
            Sidharta Gautama (563-483 SM) lahir di perbatasan Nepal. Ia lahir sebagai seorang pangeran dari raja Hindu yang kaya raya. Ia kemudian menikaah dengan putri Yasodhara dan mempunyai anak bernama Rahula. Kehidupan Gautama tampak sempurna sempurna, tapi setelah ia melihat seorang pria yang dibawa menuju prosesi pemakaman, membuat ia mencari ketenangan atas keberadaan hal-hal yang jahat, yaitu penuaan, sakit, dan kematian.
Suatu hari ketika ia berada di bawah pohon Bo, Gautama mendapat pencerahan dan memasuki nirwana. Khotbah pertamanya adalah masalah mengenai penderitaan dan bagaimana cara mengatasinya. Ia percaya bahwa kesenangan seseorang adalah akar dan penyebab penderitaan di dunia. Pada khotbah lainnya, ia menempatkan empat kebenaran, yaitu:
1.    Hidup adalah penderitaan
2.    Penyebab dari penderitaan adalah keinginan
3.    Penderitaan dapat dibuang ketika keinginan dapat dipadamkan
4.    Keinginan dapat dibuang melalui delapan cara, yaitu:
a.    Pemahaman yang benar—memahami tentang diri mereka, dan memiliki pengetahuan dimana kita dan kemana kita ingin pergi.
b.   Perkataan yang benar—tidak berkata bohong, menggunjing, atau mengumpat. Apabila tidak dapat mengatakan sesuatu yang berguna maka lebih baik diam.
c.    Berperilaku yang benar—menghindari pengrusakan terhadap kehidupan. Kita seharusnya hidup secara harmonis dan damai
d.   Perkerjaan yang benar—keinginan untuk mengikuti arah yang benar dan mempraktikkan ilmu pengetahuan yang dimiliki
e.    Hasil yang benar—energi kita seharusnya diarahkan menuju keseluruhan bagian dari jiwa
f.    Jiwa yang benar—penghilangan perilaku yang menuju pada hasrat, kemarahan, harapan, dan ketakutan.
g.   Konsentrasi yang benar—mengabaikan hasrat dan pemikiran buruk, dan mengembangkan kesadaran spiritual
h.      Pemikiran yang benar—pemikiran mengenai cinta dan saling mengasihi, tidak ada kekerasan.
Buddha menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dengan mengajar langsung  muridnya untuk  (1) menggunakan percakapan biasa dan membuat petunjuk secara bertahap (2) mengamati tahapan-tahapan pemikiran, (3)menggunakan kata yang mengasihi, (4) menghindari permasalahan yang tidak relevan, (5) menghindari hal-hal yang dapat menjadi penyebab perselisihan dengan yang lain.
Sebelum memulai diskusi, Buddha mencoba untuk membangun sebuah ide pada pandangan seseorang melalui pertanyaan-pertanyan yang berhubungan. Dia mempergunakan persamaan, perumpamaan, fabel, dan syair.
Apabila pengikut Hindu kebanyakan ditemukan di India, Buddha ditemukan di Burma, Sri Lanka, Cina, Tibet, Korea, Jepang, Kamboja, Laos, dan tentu saja  di India. Setelah tumbuh subur di India selama sekitar 1500 tahun, Buddha kehilangan kedudukannya disana, dan digantikan dengan Hinduisme ataupun melebur dengannya. Banyak perubahan yang terjadi seiring perkembangan Buddha. Banyak sekolah baru yang  mengembangkan pemikiran, beberapa yang hidup dengan orang terdahulu, banyak tulisan yang dibuat setelah kematian Buddha yang berasal dari pemikirannya. Pada fase awal, Buddha menekankan pada ketidakterlekatan, pada fase kedua menekankan pada hubungan dengan sesama manusia dan keinginan untuk menjadi seperti Buddha, dan pada fase ketiga ditegakkan untuk menjadi harmonis dengan alam, dimana seseorang tidak boleh melakukan perubahan dengan atau tanpa paksaan.

Jainisme
            Seperti Buddhisme, kepercayaan Jainisme adalah lepasan dari Hunduisme. Jain adalah pengikut dari Jinas. Istilah Jina adalah sebuah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah mendapatkan pencerahan. Jainisme mirip Buddhisme yang dimana keduanya berasal dari bagian yang sama di India, berlawanan dengan pandangan ortodoks, menolak sistem kasta dan Tuhan secara personal, menggunakan banyak istilah yang identik, dan memberikan kepentingan utama atas konsep mengenai ketidakrugian. Keduanya juga menolak literatur Vedis dan memuja nirwana—pembebasan dari siklus kelahiran-kematian. Tidak seperti Buddhisme, bagaimanapun Jainisme sebagian besar terbatas di India.
Kepercayaan tradisionalnya adalah bahwa perkembangan Jainisme awalnya adalah terhubung dengan Vardhamana Mahavira. Ketika Mahavira berusia 30 tahun,  dewa muncul dan mendesaknya untuk meninggalkan dunia. Berdasarkan legenda, ia berdiri di bawah pohon suci asoka meninggalkan semua miliknya, melepaskan pakaiannya, dan menjambak rambutnya sendiri yang menunjukkan sebagai akhir dari perhatian terhadap jasmaniah dan kemauan untuk menghadapi kesakitan. Ia dianggap sebagai nabi terakhir dan agamanya lebih tua dibandingkan tanggal yang disebutkan. Para penganut Jainian percaya bahwa mereka adalah agama tertua. Nabinya bernama parsvanatha, hidup 250 tahun sebelum Mahavira.
Setelah kematian orangtuanya, Mahariva menjadi pertapa selama 12 tahun dan dikatakan telah memasuki nirwana di Pava sekitar 527 SM. Pengajaran lisan Mahavira kemudian dituliskan dan terdiri dari beberapa doktrin etis dan filosofis berikut:
1.    Keberadaan manusia secara alami adalah dualisme, yaitu spiritual dan material
2.    Seseorang harus mengontrol dunia material melalui alam spiritualnya
3.    Seseorang dapat memisahkan jiwa dari karma melalui usaha mereka sendiri
Sebelum mengambil janji, seorang Jain harus memberikan kesalahan-kesalahan utama. Seorang Jain tidak boleh (1)menghibur segala bentuk keraguan mengenai teori Jain, (2) mengikuti kepercayaan lain, (3) mempertanyakan kenyataan dari buah karma dan (4) bergabung dengan orang-orang munafik.
Pengikut Jain percaya bahwa alam semesta diadakan dari semua bentuk kekekalan, mengalami sebuah ketidakterbatasan angka dari produksi revolusi oleh kekuatan alam tanpa campur tangan dari kekuatan Dewa. Dunia tidak diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Mereka percaya bahwa usaha untuk mebuktikan keberadaan Tuhan dalah hal yang sia-sia, mereka masih menyadari mengenali satu dewa yang lebih tinggi (paramadevata), yaitu Jina, guru dari hukum yang suci, seseorang yang terbebas dari semua hasrat dan telah mencapai kesempurnaan setelah memusnahkan semua karmanya.      
Para pengikut Jain memiliki filosofi yang menolak sistem sebagai absolutisme. Hal ini kemudian dikenal sebagai doktrin ”Syaduada” atau ”mungkin”. Tidak ada keputusan mengenai kebenaran mutlak atau kesalahan mutlak, yang terdiri dari tujuh hal, yaitu:
1.    Mungkin, kenyataan benar
2.    Mungkin, kenyataan tidak benar
3.    Mungkin, kenyataan benar dan mungkin tidak.
4.    Mungkin, kenyataan tidak dapat digambarkan
5.    Mungkin, kenyataan memang benar, dan tidak dapat digambarkan
6.    Mungkin, kenyataan tidak  benar dan tidak dapat digambarkan
7.    Mungkin, kenyataan memang benar, mungkin tidak  benar dan tidak dapat digambarkan
Selama abad ke-12 dan 13, komunitas Jain merupakan oposisi dari Hindu atas atheistik mereka dan doktin anti-vedis. Seiring perkembangan jaman, Jain menagalami kesulitan. Meskipun Jain memiliki pandangan mengenai toleransi dan tidak melakukan kekerasan, kemudian terdapat banyak pertanyaan apakah pandangan ini dapat benar-benar berhasil di dalam dunia dimana kekerasan kadang-kadang diperlukan di dalam situasi tertentu. Misalnya ketika ada seekor ular yang akan membunuh, apakah kemudian diperbolehkan untuk membunuh ular tersebut.

Pemikiran Cina
      Sebagaimana di India, agama memiliki pengaruh yang kuat dalam pemikiran Cina. Pemerintahan Cina kuno sangat menggambarkan relijiusitas dalam kerangka pemerintahan mereka. Dan kehidupan sosial dan ekonomi semuanya terikat dalam kaidah agama. Agama, filsafat, pemerintahan, dan kehidupan sosial semuanya saling terkait dalam tujuannya untuk membantu manusia agar dapat meraih kehidupan yang harmonis dengan jagad raya dan kehidupan.
     Filsafat Cina lebih menekankan pada harmoni, dan pemikiran yang benar seharusnya dapat menolong seseorang untuk dapat meraih meraih hidup yang harmonis. Harmoni dari pemerintahan, bisnis, dan keluarga seharusnya dapat  menuntun mereka menuju sintesis yang lebih tinggi.

Confucianism
Confucius (551-479 SM) lahir di propinsi Lu, dengan latar belakang dari keluarga miskin. Pada masa mudanya, ia diberi tanggung jawab untuk mengurus rumah Baron Chi. Ia kemudian bekerja pada bidang magistrasi di Chung-tu, kemudian menjadi sekretaris utama di pengadilan, dan akhirnya menjadi menteri kepala. Selama masa hidunya, ia bepergian dan mengajarkan pengikutnya mengenai pemerintahan, dan cara untuk menjadi orang yang terhormat. Setelah kematiannya, para pengikutnya mengumpulkan pemikiran-pemikiran Confucius, dan menyatukannya dalam sebuah manual yang dikenal sebagai Analects.
Confucius percaya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Mereka harus berinteraksi dengan masyarakat tanpa harus menyerahkan jati dirinya, dan moral yang dimiliki oleh individu akan berusaha untuk mengubah yang lainnya untuk berkumpul kepada bagian moral. Ia sangat tertarik dengan politik dan menegakkan Lima Kebijakan yang ia percayai bahwa seorang pemegang kuasa seharusnya mengikuti hal ini dalam mengatur rakyatnya, yaitu:
1.    kebajikan (benevolance)
2.    keadilan (righteousness)
3.    Santun (propriety)
4.    kebijaksanaan (wisdom)
5.    kesucian (sincerity)
Selama lebih dari 2000 tahun pemikiran Confucius mendominasi edukasi, pemerintahan, dan budaya di Cina. Confucius percaya bahwa manusia memerlukan standar atau aturan untuk kehidupan mereka, dan aturan dikembangkan untuk cakupan aktivitas sosial yang lebih luas.
Confucius menekankan pentingnya edukasi, namun ia memepercayai bahwa pembangungan karakter moral lebih penting dibandingkan hanya teknik mengajar atau pemberian informasi. Pendekatan moral ini menekankan pada praktik. Seorang anak hendaknya mematuhi orang tuanya dan menghormati kebajikan yang mereka peroleh dari petualangan mereka dalam kehidupan. Apabila seseorang mengikuti hal tersebut dan prinsip-prinsip lainnya secara benar, maka ia dapat menjadi chün-tzu, manusia terhormat yang sesungguhnya, sebagai hasil dari pengembangan moralnya. Seorang chün-tzu dikenal karena kesetiannya, rajin, dan kerendahan hatinya.
Confucius percaya bahwa manusia dapat menjadi superior setelah mengembangkan lima kebajikan. Kebajikan tersebut, jika dilaksanakan dapat memimpin kepada masyarakat baru yang berdasarkan pada asas keadilan dan kebijaksanaan.
Confucius tidak pernah bermaksud untuk mendirikan sebuah agama, ataupun berbagai penekanan atas Tuhan, penyelamat, ataupun pengorbanan. Ia hanya bermaksud mengajarkan orang lain untuk menjadi ayah, ibu, anak, teman, dan masyarakat yang baik.

Taoisme
            Lao-tzu (sekitar abad ke lima SM) mengabdikan sebagian waktunya di pengadilan kerajaan dan melihat keadaan yang penuh dengan korupsi. Lao-tze kemudian merumuskan pemikirannya dalam jilid kecil yang kemudian dikenal sebagai Tao Te Ching. Hal tersebut memberikan pengaruh besar bagi Cina dan menyediakan tuntunan pada masa sulit. Ketika Confucianisme sangat menekankan pada pemenuhan kewajiban eksternal, Taoisme berusaha untuk mengembangkan kehidupan dari dalam dengan cara ketika seseorang menemui kesulitan.
            Konsep inti dari Taoisme adalah Tao, yang berarti jalan atau cara.ajaran tersebut merupakan cara bagaimana alam semesta bergerak, cara untuk menuju kesempurnaan dan harmoni. Dalam hal ini adalah menyatu dengan alam. Pendekatannya terhadap hidup tidak bersifat kompetitif. Pemimpin terbaik adalah yang mengatur dengan cara membiarkan sesuatu sendirian dan tidak berlebih-lebihan. Penganut Tao percaya bahwa konflik dan perang merupakan bentuk kegagalan utama  masyarakat, sebab mereka hanya membawa kerusakan pada suatu tempat dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan.
            Dalam Tao te Ching, Lao-tzu mengatakan bahwa manusia terikat dengan bumi, bumi terikat dengan surga, surga terikat dengan Tao, dan Tao terikat dengan cara hidup. Manusia pada dasarnya bahagia namun sekarang menjadi menderita sebagai hasil dari perubahan yang dibawa oleh masyarakatan.  Hal terbaik yang dapat dilakukan antara lain melalui hidup secara sentosa dengan alam. .Taoisme menjadi filsafat yang cenderung ke arah mistis atas pemilikannya terhadap sesuatu yang lebih berkuasa dibanding logika. Kita perlu berbagi dengan kebenaran alam dan mencari penyatuan dengan yang paling Berkuasa. Pada awal kemunculannya, Taois hidup secara menyendiri di bagian jauh Cina, kemudian mengkompromikan kealamian dengan kehidupan sosial.
           Taoisme juga membicarakan mengenai praktik politik. Ketika disana tidak ada campur tangan dengan kebebasan dan keuntungan tertentu, maka kebahagiaan dan kedamaian dapat tercapai. Para Taois menolak kepemimpinan dengan sistem dewa-dewa ataupun kelahiran, dan seringkali terikat dengan hal-hal yang melawan kekuatan dan militerisme.  Mereka percaya bahwa kebijkan individual akan membawa hidupnya keadilanm sosial.  Taois percaya bahwa seseorang dapat mengatur hidupnya sendiri. Mereka berpendapat bahwa pemerintah bermaksud untuk    menekankan peraturan pada kehidupan manusia, dimana hal tersebut tidak sejalan dengan kehidupan yang alami. Mereka menentang perang dan juga pemerintahan yang menekan, dan mereka berpendapat bahwa semakin banyak aturan, maka akan semakin banyak pula penjahat yang muncul.
            Gambaran besar lain dari perkembangan Taoisme adalah Chuang-tzu (399-295 SM). Dalam buku Chuang-tzu, ia lebih memilih untuk melakukan transedensi dengan dunia dibandingkan  harus membentuk ulang. Unruk memeperoleh emansipasi, seseorang harus terikat dengan ”pembebasan dan pengembaraan”, ”melakukan puasa pikiran, dan ”melupakan”. Hal itu berearti pemisahan dari diri dan dunia. Antara kehidupan dan kematian harus diterima sebagai bagian dari kehidupan yang alami.
            Pengaruh dari Buddhisme Zen secara luas dapat dirasakan di budaya Jepang, dalam bidang literatur (Haiku), drama, lukisan, panahan, judo, samurai, karate, dan upacara minum teh. Sebagaimana yang sering dipraktikkan, seni tersebut menekankan pada konsentrasi jiwa dan harmoni antara manusia dengan alam.

 --- 
sorry dapusnya gue lupa. bisa hubungin gue kalau mau dapus, ntar gue cariin









0 komentar: