Senin, 24 Maret 2014

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


            Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural. Tujuan penting dari pendidikan multikultural adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid. Ini termasuk mempersempit gap dalam prestasi akademik antara murid kelompok utama dengan murid kelompok minoritas.
            Karena keadilan sosial merupakan salah satu nilai dasar dari bidang ini, maka reduksi prasangka dan pedagogi menjadi komponen utamanya. Reduksi prasangka adalah aktifitas yang diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain. Pedagogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukan materi dan strategi pembelajaran yang tepat baik untuk anak lelaki maupun perempuan dan untuk semua kelompok etnis.
Memberdayakan Murid
            Istilah pemberdayaan berarti memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil menciptakan dunia yang lebih adil. Menurut pandangan ini, sekolah memberi murid kesempatan untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda.
Pembelajaran yang Relevan Secara Kultural
            Pengajaran yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural. Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar.
Pendidikan yang Berpusat Pada Isu
            Dalam pendekatan ini, murid diajari secara sistematis untuk mengkajin isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadailan sosial. Pendidikan ini tak hanya mengklarifikasi tentang nilai, tetapi juga mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.

Meningkatkan Hubungan di Antara Anak dari Komponen Etnis yang Berbeda
            Ada sejumlah strategi dan program untuk meningkatkan hubungan antara anak-anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda. Antara lain :
1.      Kelas Jigsaw
Kelas dimana murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama
2.      Kontak personal dengan orang lain dari latar belakang kultural yang berbeda
   Misalnya, memasukan anak minoritas ke bis sekolah yang didominasi kulit putih, atau pun sebaliknya, tidak selalu bisa mengurangi prasangka atau memperbaiki hubungan antar etnis. Yang terpenting disini adalah apa yang terjadi setelah anak tiba di sekolah.
3.      Pengambilan perspektif
   Latihan dan aktifitas yang membantu murid melihat perspektif orang lain dapat meningkatkan relasi antar etnis. Latihan ini didesain untuk membantu murid memahami gegar budaya yang muncul sebagai akibat dari berada di setting kultural di mana orang berperilaku dengan cara berbeda dengan yang biasa dilakukan murid.
4.      Pemikiran kritis dan intelegensi emosional
   Murid yang belajar berpikir secara mendalam dan kritis tentang relasi antar etnis kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tak lagi menstereotipkan orang lain. Murid yang berfikir dangkal, seringkali lebih banyak berprasangka. Akan tetapi, jika murid belajar mengajukan pertanyaan, memikirkan dahulu isunya ketimbang jawabannya, dan menunda dahulu penilaian sampai informasi yang lengkap sudah tersedia, maka prasangkanya akan berkurang.
    Intelegensi emosional bermanfaat bagi hubungan antar etnis.
5.      Mengurangi bias
    Pendukung kurikulum anti bias ini beragumen bahwa kendati perbedaan itu baik, namun diskriminasi bukan sesuatu yang baik. Kurikulum ini lebih mendorong guru untuk menghadapi isu bias yang mengganggu ketimbang menutup-nutupi bias itu.
6.      Meningkatkan toleransi
     Teaching Tolerance  Project menyediakan sumber daya dan materi kepada sekolah untuk meningkatkan pemahaman artikultur dan hubungan antara anak kulit putih dengan anak kulit berwarna.
7.      Sekolah dan komunitas sebagai satu tim
     James Corner percaya bahwa tim komunitas merupakan cara terbaik untuk mendidik anak.  Ada 3 aspek penting dalam Corner Project, yakni : 1) Pemerintah dan tim menejemen yang mengembangkan rencana sekolah yang komperhensif, penilaian strategi, dan program pengembangan staf. 2) Tim pendukung sekolah dan kesehatan mental 3) Program orangtua.

Isu apakah Inti Nilai “Putih” Mesti Diajarkan atau Tidak?
            Pendidikan multikultural dikritik oleh orang yang berpendapat bahwa semua anak seharusnya diajari satu nilai inti bersama , terutama nilai Anglo-Protestan Kulit Putih. Namun, pendukung pendidikan multikultural tidak menentang pengajaran nilai inti seperti itu selama ia tidak keseluruhan kurikulum.

----

cc : psikologi pendidikan edisi kedua by John W Santrock

0 komentar: