HIERARKI DARI KEBUTUHAN
MANUSIA MENURUT MASLOW
Abraham Maslow dikenal
sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya. Salah satu hal menarik di awal karirnya adalah ketika melihat
beberapa kebutuhan lebih didahulukan dibanding yang lainnya. Sebagai contohnya,
ketika haus dan lapar, maka Anda akan terlebih dahulu mengatasi haus
dibandingkan lapar. Karena tanpa makanan kita dapat bertahan selama beberapa
minggu, tetapi tanpa minuman hanya beberapa hari saja. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kebutuhan akan minuman lebih kuat dibandingkan dengan makanan. Maslow
mengambil ide ini dan menciptakan apa yang saat ini dikenal dengan Hierarchy
of Needs.
Gambar 1. Maslow’s Hierarchy of Human Needs
Maslow menggunakan
piramida (gambar 1) sebagai peraga untuk memvisualisasikan gagasannya mengenai
teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hierarki, mulai yang paling rendah (bersifat dasar) sampai yang paling
tinggi.
1. The Physiological Needs
Kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan sangat penting untuk bertahan
hidup. Diantaranya adalah kebutuhan udara, air, makanan, tidur, dll. Maslow
percaya bahwa kebutuhan fisiologis sangat penting dan naluriah di dalam
hierarki kebutuhan karena kebutuhan yang lain menjadi sekunder sampai kebutuhan
ini terpenuhi.
Kebutuhan ini dinamakan
juga basic needs yang jika tidak terpenuhi dalam keadaan yang
sangat ekstrim maka manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas
perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan
dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu.
2. The Safety and Security Needs
Ketika kebutuhan
fisiologis telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan keamanan.
Diantaranya; physical security (aman dari kejahatan dan
agresi), security of employment (keselamatan kerja), security
of revenues and resources (keamanan sumber daya), moral and
physiological security (keamanan fisiologis), familial
security (keamanan keluarga), security of health (keamanan
kesehatan), dan security of personal property against crime (keamanan
kekayaan pribadi dari kejahatan).
Karena adanya kebutuhan
inilah maka dibuat aturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat
sistem asuransi, pensiun, dan sebagainya. Sama halnya dengan basic
needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan banyak
tidak terpenuhi maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan
pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah negatif.
3. The Love and Belonging Needs
Manusia biasanya
membutuhkan rasa dimiliki dan diterima, apakah datang dari kelompok sosial yang
luas (kelompok, kantor, perkumpulan keagamaan, organisasi profesional, tim
olahraga, geng, dll.) atau koneksi sosial yang kecil (anggota
keluarga, pasangan, mentor, teman kuliah, sahabat karib). Mereka membutuhkan
untuk mencintai dan dicintai oleh yang lainnya. Tidak terpenuhinya kebutuhan
ini maka orang akan menjadi rentan merasa sendirian, gelisah, dan depresi.
Kekurangan rasa cinta dan dimiliki juga berhubungan dengan penyakit fisik
seperti penyakit hati.
4. The Esteem Needs
Menurut Maslow, semua
manusia membutuhkan penghargaan, menghargai diri sendiri, dan juga menghargai
orang lain. Orang perlu melibatkan diri untuk mendapatkan pengakuan dan
mempunyai kegiatan atau kontribusi kepada orang lain dan juga nilai diri, baik
di dalam pekerjaan ataupun hobi.
Terdapat dua tingkatan
kebutuhan penghargaan/penghormatan. Tingkatan yang lebih rendah terkait dengan
unsur-unsur ketenaran, rasa hormat dan kemuliaan. Tingkatan yang lebih tinggi
mengikat pada konsep kepercayaan diri, kompetensi, dan prestasi. Tingkatan yang
lebih rendah umumnya dianggap miskin. Hal ini tergantung orang lain atau
seseorang membutuhkan diyakinkan karena harga diri yang lebih rendah. Orang
dengan harga diri yang rendah membutuhkan penghargaan dari orang lain. Namun,
keyakinan, kompetensi, dan prestasi hanya membutuhkan satu orang dan orang lain
tidaklah penting untuk kesuksesan sendiri.
Semua empat tingkatan
sebelumnya disebut deficit needs, atau D-needs.
Yaitu, jika Anda tidak memiliki cukup sesuatu (defisit) maka akan merasa perlu.
Tetapi jika Anda mendapatkan semua yang dibutuhkan maka tidak akan merasakan
apa-apa. Seperti halnya, “You don’t miss your water till your well runs dry!”
5. Self Actualization Needs
Aktualisasi diri adalah
kebutuhan naluriah manusia untuk memanfaatkan kemampuan mereka yang unik dan
berusaha menjadi yang terbaik. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai
berikut:
Self Actualization is the intrinsic growth of
what is already in the organism, or more accurately, of what the organism is. (Psychological Review, 1949)
Selain menggambarkan apa
yang dimaksud dengan aktualisasi diri dalam teorinya, Maslow juga
mengidentifikasi beberapa karakteristik kunci dari aktualisasi diri seseorang,
antara lain:
§ Acceptance and Realism
Mempunyai persepsi realistis dari diri mereka
sendiri, orang lain dan lingkungan di sekitar mereka.
§ Problem-centering
Prihatin dengan pemecahan masalah di luar diri
mereka, termasuk membantu orang lain dan mencari solusi terhadap permasalahan
di lingkungan luar mereka. Orang-orang seperti ini sering termotivasi oleh
tangggung jawab pribadi dan etika.
§ Spontaneity
Spontan dalam pikiran internal dan perilaku
mereka keluar. Mereka dapat menyesuaikan diri dengan aturan dan harapan sosial,
cenderung terbuka dan tidak konvensional.
§ Autonomy and Solitude
Karakteristik lain dari aktualisasi diri
seseorang adalah kebutuhan akan kebebasan dan privasi.
§ Continued Freshness of Appreciation
Melihat dunia dengan penghargaan, kekaguman yang
berlangsung terus menerus. Bahkan, pengalaman sederhana terus menjadi sumber
inspirasi dan kesenangan.
§ Peak Experiences
Individu yang mencapai aktualisasi diri sering
memiliki apa yang dimaksud pengalaman puncak Maslow, atau saat suka cita.
Setelah semua pengalaman ini orang merasa terinspirasi, diperkuat, diperbaharui
atau ditransformasikan.
Untuk tingkatan yang
terakhir (kelima) ini sedikit berbeda. Maslow telah menggunakan berbagai
istilah untuk merujuk ke tingkat ini. Dia menyebutnya growth motivation (berbeda
dengan motivasi defisit), being needs (atau B-needs,
berbeda dengan D-needs), dan self-actualization itu
sendiri.
Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan
bergerak dengan baik dari arah aktualisasi diri adalah karena kendala di
masyarakat. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu
telah untuk tumbuh menjadi orang yang mengaktualisasi dirinya sendiri. Sepuluh
poin yang harusnya menjadi acuan bagi pendidik adalah sebagai berikut:
§ Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik,
untuk menyadari diri batin mereka dan mendengar perasaan mereka.
§ Kita harus mengajar orang untuk mengatasi
pengkondisian budaya mereka dan menjadi warga negara dunia.
§ Kita harus membantu orang menemukan panggilan
mereka dalam hidup, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada
menemukan karir dan pasangan yang tepat.
§ Kita harus mengajarkan orang bahwa hidup ini
berharga, bahwa ada sukacita yang harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang
yang terbuka untuk melihat yang baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu
membuat hidup layak.
§ Kita harus menerima orang seperti dia dan membantu
orang belajar sifat batin mereka. Dari pengetahuan bakat dan keterbatasan, kita
potensi apa yang membangun.
§ Kita harus melihat kebutuhan dasar orang
dipenuhi.
§ Mengajarkan orang untuk menghargai keindahan dan
hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.
§ Mengajarkan kontrol yang baik, dan meninggalkan
yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua
daerah.
§ Mengajarkan untuk mengatasi masalah sederhana
dan bergulat dengan masalah serius dalam kehidupan.
§ Mengajarkan untuk menjadi pemilih yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar