LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Perkembangan motorik adalah perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan
otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1978). Perkembangan motorik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan motorik kasar
atau gross motor skill dan kemampuan
motorik halus atau soft motor skill
(Santrock, 2002).
Motorik kasar adalah aktifitas yang menggunakan otot-otot besar,
meliputi gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulative (Samsudin, 2005). Sedangkan
perkembangan motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki,
memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga (Hurlock, 1978). Dan kematangan yang dimaksud
dalam hal ini adalah semakin
anak tersebut tumbuh dan berkembang,
maka semakin baik dan terasah pula kemampuan motorik kasar anak tersebut.
Jadi,
berdasarkan definisi di atas, perkembangan motorik kasar merupakan suatu proses
yang berupa gerakan dari otot-otot besar yang terus mengalami peningkatan
perkembangan seiring dengan bertambanya usia anak.
2. Hal-hal yang
mempengaruhi perkembangan motorik
Hurlock (2001) menyatakan beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak, antara lain:
a. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempengaruhi laju perkembangan.
b. Awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak.
c. Kondisi pra lahir yang menyenangkan (gizi makanan sang ibu) lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pasca lahir.
d. Kelahiran yang sukar, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik.
e. Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
f. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan persiapan berkembangnya kemampuan motorik.
g. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik.
h. Cacat fisik, seperti buta akan memperlambat perkembangan motorik.
i. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak ketimbang karena perbedaan bawaan.
Hurlock (2001) menyatakan beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak, antara lain:
a. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempengaruhi laju perkembangan.
b. Awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak.
c. Kondisi pra lahir yang menyenangkan (gizi makanan sang ibu) lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pasca lahir.
d. Kelahiran yang sukar, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik.
e. Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
f. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan persiapan berkembangnya kemampuan motorik.
g. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik.
h. Cacat fisik, seperti buta akan memperlambat perkembangan motorik.
i. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak ketimbang karena perbedaan bawaan.
3.
Hasil
Penelitian
Hurlock
(1978) mengatakan bahwa terdapat lima prinsip perkembangan kemampuan motorik
kasar berdasarkan dari beberapa studi penelitian yang dilakukannya, yaitu :
a. Perkembangan
motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf
Selain
kekuatan otot, kematangan otak juga sangat berpengaruh bagi perkembangan
motorik anak. Karena setiap gerakan yang dilakukan oleh anak diatur oleh otak.
Sehingga semakin matang sistem syaraf otak yang mengatur kegiatan otot, maka
semakin terampil pula kemampuan motorik anak.
b. Perkembangan
yang berlangsung terus menerus
Perkembangan
motorik akan berlangsung terus – menerus selama masa perkembangan anak. Urutan
perkembangannya saat bayi adalah cephalocaudal
yang merupakan urutan pertumbuhan dimulai dari arah kepala kemudian arahnya
semakin lama semakin ke bawah menuju organ – organ yang lain seperti leher,
batang tubuh tengah, dan lainnya. Kemudian pola perkembangan motorik
selanjutnya adalah proximodistal
yaitu pertumbuhan yang dimulai dari bagian tengah tubuh kemudian bergerak
menuju kaki dan tangan. (Santrock, 2002)
c. Perkembangan
motorik memiliki pola yang dapat diramalkan
Perkembangan
motorik dapat diramalkan pola perkembangannya sesuai dengan perilaku yang
ditunjukkan anak. Seperti anak yang memiliki kemampuan untuk duduk lebih awal
dibandingkan dengan anak seusianya yang lain, maka anak tersebut akan berjalan
lebih awal pula dibandingkan dengan anak lainnya.
d. Reflek
primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari
Reflek
primitif adalah gerak reflek yang ada pada bayi dan terjadi secara otomatis.
Namun reflek ini harus sudah hilang seiring bertambahnya usia anak karena dapat
menghambat gerakan yang disadari.
e. Urutan
perkembangan pada anak sama tetapi kecepatannya berbeda
Setiap
anak akan mengalami urutan perkembangan motorik yang sama, namun kecepatan
setiap anak pasti berbeda. Hal tersebut menunjukkan adanya unsur bawaan dan
perbedaan individu yang mempengaruhi kecepatan perkembangan motorik anak
4.
Fungsi Keterampilan Motorik
Pada tahun 2001, Hurlock membagi fungsi keterampilan motorik
menjadi 4 kategori, meliputi:
a. Keterampilan bantu diri (Self help)
Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.
b. Keterampilan bantu sosial (Social help)
Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang kooperatif. Contoh keterampilan agar dapat memperoleh peneriman sosial antara lain membantu pekerjaan rumah atau mengerjakan pekerjaan sekolah.
c. Keterampilan bermain
Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, mengambar, melukis, dan memanipulasi alat bermain.
d. Keterampilan sekolah
Pada tahun permulaaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan semakin baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis
a. Keterampilan bantu diri (Self help)
Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.
b. Keterampilan bantu sosial (Social help)
Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga, anak harus menjadi anggota yang kooperatif. Contoh keterampilan agar dapat memperoleh peneriman sosial antara lain membantu pekerjaan rumah atau mengerjakan pekerjaan sekolah.
c. Keterampilan bermain
Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, mengambar, melukis, dan memanipulasi alat bermain.
d. Keterampilan sekolah
Pada tahun permulaaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan semakin baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock,
Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak jilid 1 edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 2001. Perkembangan Anak
Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Samsudin. (2005). Pengembangan Motorik
di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Jakarta.
Santrock,
J.W. 2002. Life Span Development (5th
ed) : Perkembangan Masa Hidup jilid 1. Jakarta : Erlangga
1 komentar:
Makasih banyak yaa postingab teorinya, pak. sangat membantu sekali :). Boleh tanya pak ? apakah ada karakteristik dan tujuan perkembangan motorik kasar bagi anak usia 4-5 tahun ? dan menurut buku siapa ? terima kasih. mohon jawabannya ya, pak. ditunggu hehe
Posting Komentar