BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun belakangan ini Indonesia dimasuki oleh
sebuah budaya baru dari Korea Selatan yang disebut sebagai “Korean Wave” atau
budaya Kpop. Korean Wave terdiri dari
drama dan musik yang berasal dari negeri gingseng itu. Di Indonesia saat ini, para generasi muda banyak yang menggandrungri
drama korea atau K-drama dan musik korea atau Kpop (Nastiti dalam Pertiwi,
2013). Bahkan tidak di Indonesia saja, demam Korean Wave juga melanda hampir di seluruh penjuru Asia. Shim
menyatakan bahwa “Hallyu” atau "Korean Wave" adalah
globalisasi budaya Korea Selatan ke berbagai negara (Nastiti 2010, p.3).
Bumingnya budaya Kpop
tersebut di Indonesia, sedikit banyak juga mempengaruhi para generasi muda
Indonesia. Banyak dari mereka yang menjadi tertarik untuk mempelajari budaya
maupun bahasa negara Korea Selatan. Peneliti juga cukup sering menemukan remaja
yang menyelipkan kosakata bahasa Korea saat
mereka sedang berbicara dengan teman mereka.
Para penggemar artis
Korea tersebut bisa dengan cepat saling mengakrabkan diri dengan sesama anggota fansclub. Namun, ketika
dihadapkan dengan fans idola lain, terkadang bisa memicu sebuah keributan atau
yang biasa disebut sebagai fanwar. Di Korea sendiri bahkan ada fans yang
mendapat sebutan sebagai “Sasaeng fans”. Sasaeng fans biasanya sangat fanatik
terhadap artis yang jadi idolanya, tapi anehnya di saat yang bersamaan mereka juga
selalu berusaha untuk melukai idola mereka itu.
Dalam
hal ini, fanatisme merupakan sebuah bentuk dari solidaritas terhadap
orang-orang yang sefaham, dan tidak menyukai kepada orang yang berbeda.
Ketidaksukaan itu tidak berdasar argumen logis, tetapi sekedar tidak suka
kepada apa yang tidak disukai [dislike of the unlike]. Sikap fanatik
itu menyerupai bias dimana seseorang tidak dapat lagi melihat masalah secara
jernih dan logis, disebabkan karena adanya kerusakan dalam sistem persepsi [distorsion
of cognition]. (Matakucingku, 2013)
Fanatisme adalah
suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau yang
negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan,
tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah ((http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-fanatisme-,72) Secara psikologis, seseorang yang fanatik
biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak faham
terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau
filsafat selain yang mereka yakini
(Rizkita, 2012)
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa fanatisme berlebihan memiliki dampak negatif yang
mengerikan seperti keberadaan dari Sasaeng fans. Selain berdampak negatif,
fanatisme juga membuat seseorang tertarik untuk belajar budaya negara lain yang
secara tak langsung akan menambah wawasan pengetahuan orang tersebut. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mengukur tingkat fanatisme remaja di
Indonesia terhadap seorang artis.
1.2 Tujuan
Pengukuran
Penyusunan Skala
Psikologis ini bertujuan untuk mengukur
tingkat fanatisme remaja di Indonesia terhadap seorang artis. Melalui
pembuatan skala psikologi ini, diharapkan mampu mengetahui dampak fanatisme
terhadap perilaku remaja dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga bisa
mengetahui seberapa besar tingkat fanatisme pada diri remaja.
Aitem
skala ini ditujukan untuk individu, yaitu remaja warga negara Indonesia di
manapun dia tinggal. Pengkuran fanatisme ini hanya sebatas fanatik terhadap
seorang artis dalam negeri maupun luar negeri.
1.1 Manfaat
1.3.1
Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai Teori Fanatisme, khususnya fanatisme terhadap artis.
1.3.2
Manfaat Praktis
a. Hasil skoring pada jawaban setiap aitem dapat dijadikan
dasar bagi responden dalam melakukan evaluasi dan refleksi terhadap perilaku
individu
kepada diri sendiri dan perilaku terhadap individu lain.
b.
Dapat
dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur tingkat fanatisme remaja di Indonesia
BAB
II
KAJIAN
TEORI, BLUE PRINT, DAN AITEM
2.1
Fanatisme
Fanatisme
adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau
yang negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan
kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah.
Menurut definisinya, Fanatisme biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang
yang terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima
faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat
menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan individu yang
mengalami deindividuasi untuk lebih tidak terkontrol perilakunya.
Fanatisme
dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang tidak jarang dapat
menimbulkan perilaku agresi. Individu yang fanatik akan cenderung kurang
memperhatikan kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan
tidak rasional.
Pengertian
Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang
mempengaruhi seseorang dalam : (a) berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau
memberi sesuatu, (b) dalam berfikir dan memutuskan, (c) dalam mempersepsi dan
memahami sesuatu, dan (d) dalam merasa secara psikologis, seseorang yang
fanatik biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak
faham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau
filsafat selain yang mereka yakini.
2.2 Aspek dan Indikator
2.2.1 Aspek fanatisme menurut
Goddard (2001) antara lain:
a. Besarnya
minat dan kecintaan pada satu jenis kegiatan. Fanatisme terhadap satu jenis
aktivitas tertentu merupakan hal yang wajar.
b. Sikap
pribadi maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut . Hal ini merupakan suatu
esensi yang sangat penting mengingat ini adalah merupakan jiwa dari memulai
sesuatu yang akan dilakukan tersebut.
c. Lamanya
individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu. Dalam melakukan sesuatu
haruslah ada perasaan senang dan bangga terhadap apa yang dikerjakannya.
Sesuatu itu lebih bermakna bila yang berbuat mempunyai kadar kecintaan terhadap
apa yang dilakukannya.
d. Motivasi yang datang dari keluarga juga
mempengaruhi seseorang terhadap bidang kegiatannyanya. Selain hal-hal diatas,
dukungan dari keluarga juga sangat mempengaruhi munculnya fanatisme.
2.2.2 Indikator fanatisme berdasarkan aspek :
a.
Besarnya minat dan kecintaan pada satu
jenis kegiatan (dalam hal ini artis)
·
Minat
·
Kecintaan
b.
Sikap pribadi maupun kelompok terhadap
kegiatan tersebut (dalam hal ini artis)
·
Berlebihan
·
Update
·
Modelling (mengikuti yang dipakai dan
dilakukan artisnya)
c.
Lamanya individu menekuni satu jenis
kegiatan tertentu (dalam hal ini artis)
·
Loyalitas
·
Kebanggaan dan kesenangan yang membuat
seseorang bertahan menjadi fans
d.
Motivasi yang datang dari keluarga juga
mempengaruhi seseorang terhadap
bidang
kegiatannyanya (dalam hal ini artis)
·
Dukungan keluarga
2.2
Blue Print
No
|
Dimensi
|
Indikator
|
Nomor Aitem
|
Jumlah
Item
|
Prosentase
|
|
Favorable
(F)
|
Unfavorable
(UF)
|
|||||
1
|
Besarnya minat dan kecintaan pada
artis idolanya
|
Minat
|
3
|
|||
Kecintaan
|
5
|
|||||
2
|
Sikap pribadi maupun kelompok terhadap
artis idolanya
|
Berlebihan
|
8
|
|||
Update
|
8
|
|||||
Mengidentifikasi diri dengan idolanya
|
6
|
|||||
3
|
Lamanya individu menjadi fans dari
artis idolanya
|
Loyalitas
|
7
|
|||
Kebanggaan dan kesenangan yang membuat
bertahan menjadi fans
|
6
|
|||||
4
|
Motivasi
yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang terhadap artis idolanya
|
Dukungan keluarga
|
7
|
|||
Jumlah
|
50
|
2.3
Item Yang sudah dirather
Dimensi
1 : Besarnya minat dan kecintaan pada artis idolanya
Indikator-Indikatornya :
a.
Minat
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Saya menonton acara TV karena idola saya terlibat dalam acara tersebut
|
Unfavorable
|
Tidak peduli siapa pengisi acaranya,
saya akan tetap menonton TV asal acaranya bagus
|
Saya tidak peduli dengan kegiatan
sehari-hari idola saya
|
b.
Kecintaan
Jenis Data
|
Item
|
|
Favorable
|
Saya lebih mencintai idola saya dari
pada pacar saya
|
|
Kalau bisa, saya akan melakukan apa
saja untuk bertemu idola saya
|
||
Saya tahu apa saja kesukaan idola saya
|
||
Unfavorable
|
Saya akan mendahulukan makan malam
dengan pacar atau keluarga daripada menonton idola saya di TV
|
|
Kehidupan pribadi idola saya bukan
urusan saya
|
Dimensi
2 : Sikap pribadi maupun kelompok terhadap artis idolanya
Indikator-indikatornya :
a. Berlebihan
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Menurut saya, fanwar (keributan antar fans)
itu adalah hal yang biasa
|
Saya ikut menangis saat melihat idola
saya menangis atau sedang tertimpa masalah
|
|
Saya marah kalau idola saya
dipasangkan atau berpasangan dengan dengan lawan jenis
|
|
Bagi saya, idola saya hanya milik saya
|
|
Unfavorable
|
Saya bisa exited kalau idola saya muncul di TV
|
Saya berusaha menjaga setiap ucapan
saya agar tidak memicu pertengkaran
dengan fans yang lain
|
|
Saya ikut bahagia kalau idola saya
berbahagia dengan pasangannya
|
|
Menurut saya, setiap orang berhak
menjadi fans idola saya
|
b.
Update
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Setiap hari saya mencari berita idola
saya di internet
|
Saya tidak boleh ketinggalan membeli majalah/tabloid yang memberitakan
idola saya
|
|
Saya punya koleksi album/DVD drama
terbaru dari idola saya
|
|
Saya follow akun jejaring sosial idola saya untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan dia
|
|
Unfavorable
|
Saya membaca berita idola saya di
internet ketika sedang sempat saja
|
Saya membeli album/DVD drama terbaru
dari idola saya kalau ada uang lebih saja
|
|
Saya tidak tahu nama akun jejaring
sosial milik idola saya
|
|
Saya tidak memiliki teman untuk sharing seputar idola saya
|
c.
Mengidentifikasi diri dengan idolanya
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Saya memiliki barang-barang seperti
yang dimiliki idola saya
|
Gaya berpakaian idola saya adalah
inspirasi bagi saya
|
|
Saya punya keinginan untuk mengoperasi
wajah saya sehingga mirip dengan idola saya
|
|
Unfavorable
|
Saya membeli barang-barang yang
benar-benar menjadi kebutuhan saja
|
Saya punya style sendiri dalam berpakaian
|
|
Saya menyukai diri saya yang apa
adanya
|
Dimensi
3 : Lamanya individu menjadi fans dari artis idolanya
Indikator-indikatornya :
a. Loyalitas
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Dalam dua tahun ke depan nanti, saya
masih mencintai dan mendukung idola saya seperti sekarang ini
|
Saya sulit pindah menjadi fans artis
lain
|
|
Saya akan tetap menjadi fans idola
saya apapun yang terjadi padanya
|
|
Idola saya adalah tetap yang terbaik
|
|
Unfavorable
|
Saya gampang terkesan dengan idola
baru
|
Selain menjadi fans idola ini, saya
juga menyukai artis yang lainnya
|
|
Saya menyukai artis yang sedang naik
daun saja
|
b. Kebanggaan dan kesenangan yang membuat seseorang
bertahan jadi fans
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Saya bangga bisa menjadi fans idola
saya karena dia sosok yang memang pastas untuk diidolakan
|
Saya senang karena memperoleh banyak
manfaat selama saya menjadi fans idola saya
|
|
Saya senang bisa berkenalan dengan
sesama fans idola saya sehingga saya
punya banyak teman baru
|
|
Saya lebih merasa enjoy ketika menonton konser/film idola saya daripada jalan-jalan
dengan keluarga atau pacar
|
|
Unfavorable
|
Menjadi fans siapa pun itu sama saja
rasanya
|
Menjadi fans idola, terkadang
mengganggu sekolah/kuliah saya
|
Dimensi 4 :
Motivasi yang datang dari keluarga juga mempengaruhi seseorang terhadap artis
idolanya
Indikator-indikatornya
:
a.
Dukungan keluarga
Jenis Data
|
Item
|
Favorable
|
Orangtua saya membelikan apapun yang
saya inginkan, termasuk barang-barang yang berkaitan dengan idola saya
|
Saya dan saudara saya memiliki idola
yang sama
|
|
Keluarga membebaskan saya untuk
mengidolakan siapa pun
|
|
Orangtua membolehkan saya menonton
konser idola saya di luar kota
|
|
Unfavorable
|
Orangtua saya menyuruh saya untuk
membeli barang-barang yang bermanfaat saja
|
Saya dan saudara saya bisa ribut
karena masalah artis idola kami masing-masing
|
|
Orangtua saya merasa khawatir setiap
kali saya pergi keluar rumah
|
13 komentar:
chingu, boleh tahu sumbernya ga? atau laporan penyusunan skala ini punya siapa? kebetulan aku lagi buat skripsi tentang fanatisme penggemar k-pop.
ditunggu jawabannya yaa
terima kasih
boleh, hubungi aku di twitt aja ya @626yan
halo, aku boleh tahu sumber tentang fanatisme ini ? atau yang punya laporan penyususnan skalanya ? ditunggu jawabannya. Terima kasih
boleh, silahkan hubungi twitt di komen sebelumnya ya..
Halo mb boleh tahu nggak sumber2 fanatisme dari buku apa aja? terima kasih
Halli ka mau nanya boleh tau gak sumber fanatisme dari buku apa aja? Ditunggu jawabannya. Terimakasih 😊
Kak boleh tau sumber fanatisme ini darimana aja? Ada kontak lain lagi selain twitter ngga? Hehe.
Thanks before :)
selain twit, bisa ngehubungi kmn mbak? mau ada yang ditanya ni. makasih
Hai salam kenal. Perkenlakna saya Dhea. Saya mau tanya mengenai laporan penyusunan skala ini. Klau boleh tau ini sumber dari siapa? punya skripsi siapa? karena saya sedang menggarap skripsi tentang fanatisme saat ini jadi sya harap anda mau membalas
trimakasih.
selamat pagi chinguya, perkenalkan aku Noor aku mau bertanya untuk penyusunan skala yang diatas itu kamu menggunakan sumber apa chingu? apakah saya boleh tau? karena penelitian skripsi saya juga mengenai fanatisme terhadap kpop.... terimakasih sebelumnya :-)
Halo, perkenalkan saya mahasiswa s1 psikologi, saya sedang meneliti tentang fanatisme kpop. Kalau boleh tau ini sumbernya dari mana ya? Terima kasih
Posting Komentar