Berikut adalah rumus analisis item untuk soal ujian atau tes prestasi
Analisis aitem
adalah proses pengujian yang dilakukan terhadap seluruh aitem yang telah
diberikan kepada sejumlah subyek. Analisis terhadap data yang telah diperoleh
dilakukan secara empiris. Berikut ini adalah analisis aitem dengan menggunakan
beberapa metode, yaitu indeks kesukaran aitem dengan skala rata-rata, indeks
kesukaran aitem dengan skala linear, indeks diskriminasi, dan distraktor.
Indeks
Kesukaran
Taraf kesukaran
suatu item dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan Indeks Kesukaran Item
dan disimbolkan dengan huruf p. Harga p bagi suatu item menunjukkan taraf
kesukaran item bagi kelompok yang bersangkutan, yaitu kelompok yang menjadi
dasar dalam penghitungan p itu sendiri.
Harga p suatu item akan berbeda apabila dihitung pada kelompok siswa yang lain.
Dengan kata lain, indeks kesukaran item tidak selalu sama antara satu kelompok
dengan kelompok siswa yang lain. Besarnya harga p merupakan indeks kesukaran
item bagi seluruh kelompok, bukan indeks kesukaran bagi masing-masing siswa
secara individual. Harga p yang dihitung dalam kelompok hanya merupakan
rata-rata indeks kesukaran bagi seluruh siswa dalam kelompok itu.
1. Indeks Kesukaran Aitem dengan Skala Rata-rata
Taraf kesukaran
aitem dengan skala rata-rata adalah perbandingan antara jumlah penjawab aitem
yang benar dengan jumlah penjawab aitem (Azwar, 2010). Apabila ditulis dalam
persamaan matematis, maka rumusnya adalah:
Keterangan
:
B
= jumlah subjek yang menjawab benar pada item tersebut
T
= Jumlah subjek yang menjawab item
Menurut
Shultz and Whitney, angka indeks kesukaran soal itu besarnya berkisar antara
0,00 sampai dengan 1,00. Nilai 1 = item
mudah, dimana 100% siswa dapat menjawab item dengan benar. Nilai 0 = item sulit, dimana tidak ada siswa yang
dapat menjawab item dengan benar
Untuk menentukan
tingkat kesukaran soal menurut Shultz and Whitney (2005) & Nitko and Brookhart
(2007) ketentuan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
No
|
Indeks
kesukaran
|
Interpretasi
|
1
|
P > 0,8
|
Item sangat mudah
|
2
|
P = 0,8 – 0,5
|
Item mudah
|
3
|
P = 0,25 –
0,49
|
Item sulit
|
4
|
P < 0,25
|
Item sangat sulit
|
2. Indeks Kesukaran Aitem dengan Skala Linear
Indeks kesukaran aitem dengan skala
linear diperoleh dengan cara membagi proporsi kotor dengan jumlah alternatif
jawaban. Apabila dituliskan dengan persamaan matematis, maka rumusnya adalah:
Keterangan:
Pb : Proporsi Bersih
a : Jumlah Alternatif Jawaban
Pk : Proporsi kotor (skor skala rata-rata atau
p)
Kemudian hasil dari proporsi bersih tersebut
dibandingkan dengan z score dari sebaran nilai dalam distribusi normal :
Bila
Pb = 0,50 maka z
= 0 artinya aitem tergolong Netral.
Bila
Pb > 0,50
maka z = - artinya aitem tergolong Mudah.
Bila
Pb < 0,50
maka z = + artinya aitem tergolong Sulit.
Indeks
Diskriminasi
Daya diskriminasi aitem adalah
kemampuan suatu aitem untuk membedakan peserta yang memiliki kemampuan tinggi
(kelompok tinggi) dan peserta yang memiliki kemampuan rendah (kelompok rendah)
(Azwar, 2010). Aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi adalah aitem yang
dapat dijawab oleh sebagian besar subyek pada kelompok tinggi, namun tidak
dapat dijawab oleh sebagian besar subyek pada kelompok rendah.
Apabila suatu
aitem dapat dijawab oleh sebagian besar subyek pada kelompok tinggi dan juga
dapat dijawab oleh sebagian besar subyek pada kelompok rendah, sebaiknya aitem
tersebut tidak digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tes, karena tidak
dapat membedakan peserta yang memiliki kemampuan tinggi dan peserta yang
memiliki kemampuan rendah. Apabil ditulis dengan persamaan matematis, rumus
untuk menghitung indeks diskriminasi adalah:
Keterangan:
Efektivitas Distraktor
Efektivitas distraktor-distraktor yang ada pada suatu
item dianalisis dari distribusi jawaban terhadap item yang bersangkutan pada
setiap alternatif jawaban yang disediakan. Efektifitas diperiksa untuk melihat
apakah semua distraktor atau semua pilihan jawaban, yang bukan kunci jawaban, telah berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu telah
dipilih oleh lebih banyak atau mungkin bahkan semua siswa Kelompok Rendah sulitkan siswa dari Kelompok Tinggi hanya sedikit
atau tidak ada yang memilihnya (Azwar, 2005:141).
Macam
efektifitas distraktor ada tiga, yaitu:
a.
Soal dengan
distraktor yang efektif atau berfungsi, yaitu soal-soal yang memiliki
distraktor yang mampu menjaring Kelompok Bawah untuk menjawab lebih banyak dari
Kelompok Tinggi dan semua distraktor ada pemilihnya.
b.
Soal dengan
distraktor yang kurang efektif, yaitu soal-soal yang memiliki
distraktor yang mampu menjaring Kelompok Atas untuk lebih banyak menjawab
daripada Kelompok Bawah atau dapat dikatakan mampu menjaring jumlah yang sama
banyaknya antara Kelompok Atas dan Kelompok Bawah.
c.
Soal dengan
distraktor yang tidak efektif atau tidak berfungsi, yaitu
soal-soal yang memiliki distraktor yang
tidak mampu menjaring seorangpun baik dari Kelompok Bawah maupun Kelompok
Tinggi atau dengan kata lain tidak ada pemilihnya.
1 komentar:
wah membantu terimakasiih
Posting Komentar