Anteseden
Waktu
psikologi mulai timbul sebagai ilmu pengetahuan pada pertenghaan abad ke XIX di
Jerman, maka yang dijadikan objek adalah kesadaran orang normal. Hal ini timbul
karena pengaruh Descrates dengan berpangkal pada semboyan ‘Cagito ergo sum’ menetapkan bahwa objek psikologi adalah kesadan.
Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu.
Pendapat yang demikian itu banyak yang menentang salah
satunya adalah Freud. Ferud menganggap bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil
daripada ketidaksadaran psikis. Freud memisahkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada di atas
permukaan air laut menggambarkan kesadaran, sedangkan yang di bawah permukaan
air laut – yang merupakan bagian terbesar – menggambarkan ketidaksadaran. Di dalam
ketidaksadaran itulah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong
pribadi. Karena itu untuk benar-benar
memahami kepribadian manusia psikologi kesadaran – yang oleh Freud disebut
sebagai psikologi permukaan – tidak mencukupi; orang harus menjelajah lebih dalam
ke dalam ketidaksadaran dengan mengembangkan psikologi dalam.
Teori
Libido
Libido adalah energi vital. Energi
ini sepenuhnya bersifat kejiwaan dan tidak boleh dicampurkan dengan energi
fisik yang bersumber pada kebutuhan-kebutuhan biologis seperti lapar dan haus.
Freud mengemukakan bahwa manusia terlahir dengan sejumlah insting (naluri).
Insting dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu insting hidup (life insting)
adalah naluri untuk mempertahankan hidup dan keturunan dan Insting mati (death
insting) adalah naluri yang menyatakan bahwa suatu saat orang itu akan
mati,insting mati ini menyebabkan perilaku-perilaku agresif. Sifat, kekuatan
dan cara penyaluran dari libido pada masa kanak-kanak sangat menentukan
kehidupan kejiwaan dan kepribadian orang yang bersangkutan. Karena itu masa
kanak-kanak dipandang freud sebagai masa kritis yang penting sekali artinya.
Dalam teori tentang evolusi libido, Freud mengasumsikan bahwa libido, atau energi seksual individu, selalu mengalami perkembangan, mulai oral sampai genital. Meski demikian, proses perkembangan libido ini sama sekali bukanlah sebuah proses yang linier dan mudah. Di dalamnya juga terlibat rasa puas yang berlebihan atau rasa frustasi yang sangat kuat, yang akan membuat seorang individu mengalami “fiksasi” karena perkembangan mentalnya “macet” dan berhenti pada tahap tertentu, sehingga ia tidak pernah mencapai perkembangan genital secara utuh dan sepenuhnya. Atau bisa juga perkembangannya menjadi mundur kembali ke tahapan sebelumnya. Sebagai akibatnya, seorang dewasa akan menunjukkan gejala-gejala neurotik dengan berbagai manifestasinya, seperti impotensi atau kurang rasa percaya diri.
Jadi menurut Freud, individu yang sehat adalah individu yang tidak mengalami hambatan perkembangan genital karena mereka tidak mengalami fiksasi dan kemunduran. Individu seperti inilah yang menjalani kehidupan sebagai orang dewasa, bekerja dan memperoleh kepuasan seksual secara memadai.
Perkembangan
Kepribadian
Freud umumnya dipandang sebagai ahli yang pertama-tama
mengutamakan aspek perkembanagan (genetis) daripada kepribadian, dan terutama
yang menekankan peranan yang menentukan daripada tahun-tahun permulaan masa
kanak-kanak dalam meletakkan dasar-dasar struktur kepribadian. Freud
berpendapat bahwa kepribadian telah terbentuk pada ahir tahun kelima, dan
perkembagan selanjutnya sebagian besar perkembangan selanjutnya hanya
penghalusan dari struktur dasar tersebut.
Dalam penelitiannya, Freud tidak meneliti anak-anak, akan
tetapi membuat rekontruksi atas dasar ingatan orang-orang dewasa mengenai masa
kanak-kanak mereka.
Kepribadian itu berkembang dalam hubungan dengan 4 macam
sumber tegangan pokok., yaitu :
1.
Proses pertumbuhan fisiologis
2.
Frustasi
3.
Konflik
4.
Ancaman
Sebagai
akibat dari meningkatnya tegangan karena ke-empat sumber tersebut, maka orang
terpaksa belajar cara-cara baru untuk mereduksi tegangan. Belajar dengan cara-cara baru untuk mereduksi tegangan inilah yang disebut sebagai kepribadian.
Identifikasi
dan pemindahan objek adalah cara-cara atau metode-metode yang dipergunakan oleh
individu untuk mengatasi frustasi-frustasi, konflik-konflik serta
kecemasan-kecemasan.
a.Identifikasi
Identifikasi sebagai metode yang digunakan seseorang untuk menghadapi orang lain dan
membuatnya menjadi bagian dari kepribadiannya. Dia belajar mereduksi
ketegangannya dengan cara bertingkah laku seperti tingkah laku orang lain. Untuk hal yang demikian Freud mempergunakan
istilah identifikasi dan bukan imitasi, karena imitasi mengandung pengertian
yang dangkal, sedangkan identifikasi apa yang ditiru lalu menjadi sebagian dari
kepribadiannya. Pada umumnya identifikasi ini dilakukan dengan tidak sadar,
jarang sekali dengan sadar.
b. Pemindahan Objek
Apabila objek pilihan suatu instink yang asli tidak dapat
dicapai karena rintangan (anti-chatexis),
maka terbentuklah chatexis yang baru.
Dan apabila chatexis yang baru ini
juga tak dapat dipenuhi, akan terjadi chatexis
yang lain pula. Dan demikian seterusnya.
Adapun arah pemindahan objek ini ditentukan oleh 2
faktor, yaitu :
1.
Kemiripan objek pengganti terhadap objek
aslinya
2.
Sanksi-sanksi dan harapan masyarakat
Kemampuan
untuk membentuk objek-cathexis
pengganti ini adalah mekanisme yang paling kuat dalam perkembangan kepribadian.
c. Mekanisme pertahanan
dan Ich
Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan :
·
Penekanan atau representasi
·
Proyeksi
·
Pembentukan reaksi
·
Fiksasi
·
Regresi
d. Fase-fase
perkembangan
Adapun fase-fase perkembangan itu antara lain :
- Fase oral
- Fase anal
- Fae falis
- Fase laten
- Fase pubertas
- Fase genital
0 komentar:
Posting Komentar