Psikologi
Anallitis
A.
Pengantar
Tokoh dalam aliran ini adalah Carl Gustav Jng
(1875-1959). Dalam pemikirannya Jung dipengaruhi oleh Schopenhauer dan Eduard Von Hartmann.
Jadi Jung membuat kombinasi antara teleologi dan ketidaksadaran yang
juga dipengaruhi oleh Nietze dan Zarathusra. Jika disederhanakan maka teori
Jung dapat dimengerti dalam struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian.
B.
Struktur
Psyche
Menurut Jung psyche adalah totalitas segala
peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi manusia
terdiri dari dua alam
:
1.
Alam sadar ( penyesuaian terhadap dunia
luar)
2.
Alam tak sadar (penyesuaian terhadap
dunia dalam)
Luas kesadaran atau ketidaksadaran dapat betambah
atupun berkurang. Dan dalam kenyataannya kesadaran hanya sebagian kecil
daripada alam kejiwaan.
·
Struktur
Kesadaran
Dua komponen pokok kesadaran yaitu :
1.
Fungsi Jiwa
Fungsi
jiwa yaitu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam
lingkungan yang berbeda-beda. Berikut fungsi jiwa menurut Jung :
Fungsi jiwa
|
Sifatnya
|
Cara bekerja
|
Tipe kepribadian
|
Pikiran
|
Rasional
|
Dengan penilaian:
benar-salah
|
Pemikir
|
Perasaan
|
Rasional
|
Dengan penilaian:
senang -tak senang
|
Perasa
|
Pendriaan
|
Irrasional
|
Tanpa penilaian:
sadar-indriah
|
Pendrian
|
Intuisi
|
Irrasional
|
tanpa penilaian:
tak sadar-naluriah
|
Intuitif
|
Dalam empat
fungsi tersebut hanya ada satu fungsi yang dominan. Fungsi yang superior
menguasai alam sadar, dan yang inferior ada dalam ketidaksadaran.
2.
Sikap Jiwa
Sikap
jiwa adalah arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam
bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Berdasarkan sikapnya manusia
dibedakan menjadi dua, yaitu :
-
Manusia ekstravers
-
Manusia Introvers
3. Tipologi
Jung
Berikut
ini merupakan delapan tipe manusia menurut Jung :
Sikap jiwa
|
Fungsi jiwa
|
Tipe
|
ketidaksadarannya
|
Ekstravers
|
Pikiran
Perasaan
Pendriaan
Intuisi
|
Pemikir ekstravers
Perasa ekstravers
Pendria ekstravers
Intuitif ekstravers
|
Perasa introvers
Pemikir introvers
Intuitif introvers
Pendria introvers
|
Introvers
|
Pikiran
Perasaan
Pendriaan
Intuisi
|
Pemikir introvers
Perasa introvers
Pendria introvers
Intuitif introvers
|
Perasa ekstravers
Pemikir ekstravers
Intuitif ekstravers
Pendria ekstravers
|
4. Persona
Menurut
Jung, persona adalah cara individu secara sadar menampakkan diri ke luar/ ke
dunia sekitarnya. Jung juga memberi batasan persona sebagai “kompleks
fungsi-fungsi yang terbentuk atas dasar pertimbangan-pertimbangan penyesuaian
atau usaha mencari penyelesaian, tetapi tidak sama dengan individualitas
- Struktur
Ketidaksadaran
- Ketidaksadaran
Pribadi ( diperoleh
individu dalam hidupnya)
Dalam lingkungan ini terdapat
istilah prasadar dan bawah sadar.
·
Alam prasadar : daerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi
dan kesadaran, berisikan hal-hal yang siap masuk ke daerah kesadaran.
·
Alam bawah sadar : berisi kejadian psikis yang terletak pada
daerah antara ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif. Seperti
hal-hal yang tidak dapat diingat, tidak dapat diolah, keadaan transe, dan
sejenisnya.
- Ketidaksadaran
Kolektif
Ketidaksadaran kolektif berisi apa
yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa semua manusia dari generasi terdahulu
dalam menghadapi situasi-situasi ketakutan, bahaya, perjuangan, kelahiran, dan
kematian. Jung merumuskan ketidaksadaran kolektif sebagai warisan kejiwaan yang
besar dalam perkembangan manusia.
Ketidaksadaran diperoleh secara
tidak langsung melalui symptom dan kompleks, mimpi, dan archetypus.
§ Symptoms
dan Kompleks
Symptom adalah tanda bahaya, membertitahu jika ada
yang kurang dalam kesadaran, sehingga perlu merambah ke alam tak sadar.
Kompleks adalah bagian kejiwaan yang terpecah dan
lepas dari kontrol kesadaran, mempunyai tempat sendiri di alam ketidaksadaran.
§ Mimpi
dan Khayalan
Menurut Jung mimpi itu mempunyai sifat kostruktif.
Mimpi tidak hanya merupakan manifestasi yang patolgis, tetapi juga merupakan
manifestasi daripada ketidaksadran kolektif, dan mempunyai arti profetis.
Jung juga mengemukakan khayalan dan fantasi sebagai
bentuk manifestasi ketidaksadaran, dan timbul pada saat taraf kesadaran
merendah.
§ Archetypus
Archetypus adalah bentuk pendapat dan reaksi
instinktif terhadap situasi tertentu di luar kesadaran. Berbeda dengan “idee”
milik Plato. “idee” menerangkan segi terang dan baiknya saja, sedangkan
archetypus menerangkan segi terang dan gelap.
Beberapa
Bentuk Khusus Isi Ketidaksadaran
1. Bayang-bayang
(Bayang-bayang merupakan kekurangan tak disadari)
2. Proyeksi
: Imago (isi-isi
batin sendiri pada obyek-obyekdiluar dirirnya)
3. Animus
dan Anima
Animus untuk perempuan dan anima untuk laki-laki.
Seorang laki-laki ketidaksadarannya adalah betina (anima), seorang perempuan
ketidaksadarannya adalah jantan (animus). Anima adan animus merupakan fungsi
aku dan dunia dalam.
C.
Dinamika
Psyche atau Kepribadian
Struktur
psyche tidak statis, melainkan dinamis dan bergerak terus menerus yang
disebabkan energi psikis, disebut libido. Libido terbentuk dari intensitas
kejadian psikis yang hanya diketahui lewat peristiwa psikis.
1. HUKUM-HUKUM
PSYCHE / PRINSIP-PRINSIP PSYCHE
a. Hukum
Pasangan Berlawanan
Psyche/kepribadian merupakan sistem
energi yang tertutup secara tidak
sempurna. Energi disekitarnya, yakni
dari luar dapat masuk dan ditambahkan pada sistem tersebut. Maka dari itu psyche mencapai
stabilisasi untuk sementara (nisbi). Psyche
mempunyai
prinsip mengatur diri sendiri yang berlangsung atas dasar hukum tertentu, yakni
hukum pokoknya adalah hukum kebalikan (hukum pasangan berlawanan).
Enantiodromia hukum psikologis yang ditemukan oleh Herakleitos, yang berarti
bahwa sesuatu akan berubah menjadi kebalikan atau lawannya. Yang berarti
mempertahankan nilai yang lama dengan mengenal lawannya atau kebalikannya.
Salah satu contoh berlakunya prinsip enantiodromia ialah perubahan dari siang
menjadi malam ataupun sebaliknya.
b. Prinsip
Ekuivalens
Pandangan Jung didasarkan dalam
“dinamika psyche” pada 2 psinsip pokok yakni ekuivalens (jumlah energi selalu
tetap hanya distribusinya berubah-ubah) dan entropi (berisi bahwa, apabila
sesuatu nilai menurun / hilang, maka jumlah energi yang didukung oleh nilai itu
tidak hilang dari psyche dan akan muncul kembali dalam nilai baru). Pengurangan energi pada suatu aspek
berarti pertambahan pada aspek pasangan lawannya.
c. Prinsip
Entropi : Psychological Homeostatis
Menurut
Jng
distribusi enegi dalam psyche selalu menuju keseimbangan. Jadi apabila 2 nilai
tidak sama kekuatannya, maka energi akan mengalir dari yang lebih kuat ke yang
lebih lemah sampai keduanya seimbang. Namun keseimbangan dapat terganggu
dikarenakan psyche bukanlah sistem yang tertutup sempurna. Meskipun,
keseimbangan kekuatan yang permanen tidak pernah tercapai, tetapi hal ini
merupakan keadaan ideal (dimana energi didistribusikan secara seimbang dalam
seluruh kepribadian, adalah diri. (Selbst, self, zelf.)) yang selalu dituju
oleh distribusi energi.
D. PERKEMBANGAN PSYCHE ATAU
KEPRIBADIAN
Tujuan yang dikejar oleh manusia, orang-seorang atau
seluruh umat manusia dapat disimpulkan sebagai Aktualisasi-diri.
1.Jung
Menjangkau ke Belakang dan ke Depan
Jung berpendapat bahwa pendapat Freud dan Adler harus diambil; kausalitas dan teologi
kedua-duanya penting dalam psikologi.
2.
Jalan perkembangan : Progresi dan Regresi
Progresi
adalah bahwa aku dapat menyesuaikan diri
secara memuaskan baik terhadap tuntutan-tuntutan dunia luar maupun kebutuhan
ketidaksadaran.
Regresi mungkin dibantu sang aku untuk dapat menemukan
jalan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapinya.
3.
Pemindahan Energi Psikis : Sublimasi dan Represi
Transfer energi
yang
progresif disebut sublimasi, yaitu
transfer dari proses-proses yang lebih
primitif , instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses-proses yang bersifat
lebih kultural, spirituan, dan tinggi diferensiasisnya.
Apabila penggunaan energi baik secara instinktif maupun
secara lain itu dibendung, maka terjadilah represi (penekanan), energi psikis
dengan paksa dimasukkan ke ketidaksadaran.
4.
“Jalan Kesempurnaan” : Proses Individualisasi
Proses individualisasi itu ditandai oleh macam-macam
perjuangan batin dan melalui bermacam-macam fase yaitu :
a)
Fase pertama
Membuat
sadar fungsi-fungsi pokok serta sikap jiwa yang ada dalam ketidaksadaran.
b)
Fase kedua
Membuat
sadar imago-imago.
c)
Fase ketiga
Mengisyafi
bahwa manusia hidup dalam tegangan pasangan yang berlawanan, baik rohaniah
maupun jasmaniah, dan bahwa manusia harus tabah menghadapi hal ini serta dapat
mengatasinya.
d)
Fase keempat atau yang terahir
Adanya
hubungan yang selaras antara kesadaran dan ketidaksadaran – jadi antara segala
aspek daripada kepribadian – yang ditimbulkan oleh titik konsentrasi umum yaitu
Diri.